📠 My Blog

RISALAH RAMADAN

Perbanyak berdo'a kepada Allah ketika sedang berpuasa



HILAL

Menurut bahasa Arab, hilal adalah bulan sabit yang tampak pada awal bulan.

Menurut Al-Quran surat Al-Baqoroh 189, hilal adalah tanda-tanda waktu (kalender) bagi manusia dalam ibadah, termasuk waktu dalam mengetahui awal pelaksanaan ibadah haji.

Menurut Mufassir (ahli tafsir), hilal adalah penampakan bulan sabit.

Menurut As-Sunnah, hilal adalah terlihatnya bulan sabit.

Menurut Sains, hilal atau dalam istilah astronomi disebut Crescent adalah terlihatnya bagian dari bulan yang bercahaya yang terlihat dari bumi sesaat setelah matahari terbenam.

Dari 5 pandangan tersebut, baik menurut tinjauan bahasa Arab, Al-Quran, Mufassir, As-Sunnah dan Sains, maka hilal adalah bulan sabit yang terlihat dari bumi sesaat setelah
matahari tenggelam ketika pergantian bulan pada Sistem Kalender Hijriyyah.

Maka ketika orang dengan penglihatannya melihat bulan sabit sesaat setelah matahari tenggelam pada akhir bulan dalam sistem kalender hijriyyah, maka jelas malam pada hari itu adalah tanggal 1 pada sistem kalender hijriyyah, sehingga bisa dikatakan pada malam itu adalah malam tanggal 1 Muharam, Romadlon, Syawal dan sebagainya.

Tetapi, ketika pada saat matahari tenggelam pada akhir pergantian bulan dalam sistem kalender hijriyyah, bulan sabit tidak terlihat karena pandangan tertutup awan, maka "Genapkanlah hari tersebut menjadi 30 hari", begitu menurut salah satu hadits di dalam kitab Bulughul Marom karangan Ibnu Hajar Asqolani.

***

KEUTAMAAN BULAN RAMADAN

1. Dari Abu Hurairah r.a:
Rosulullah saw biasanya memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda:
"Telah datang kepadamu bulan ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa".
(HR.Ahmad dan Nasa'i).

2. Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rosululloh saw bersabda:
"Telah datang kepadamu Bulan Ramadan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa, dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini, dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu, karena orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini".
(HR.Thabrani dan periwayatnya tsiqah).

3. Dari Abu Hurairoh r.a, bahwa Rosululloh saw bersabda:
"Umatku pada bulan ramadan diberi 5 keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu:
(1) bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi,
(2) para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka,
(3) Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi surganya lalu berfirman (kepada surga):
"Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu",
(4) pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya,
(5) dan diberikan kepada umatku ampunan pada akhir malam".
Beliau ditanya:
"Wahai Rosululloh, apakah malam itu Lailatul Qodar?".
Jawab beliau:
"Tidak, namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya".
(HR.Ahmad).

4. Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa berpuasa ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allahh niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
(Muttafaq'alaih).

5. Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
(Muttafaq'alaih).

6. Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa mendirikan shalat pada malam lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
(Muttafaq'alaih).

Keterangan:
Malam Lailatul Qodar menurut beberapa riwayat terdapat pada 10 malam terakhir bulan ramadan, yang keberkahannya membandingi ibadah yang dilakukan selama 83 tahun 4 bulan tanpa henti, di mana do'a dikabulkan dan takdir pada tahun itu ditentukan.

7. Bulan ramadan adalah kemenangan kaum muslimin pada perang badar.

8. Pembebasan kota Makkah terjadi pada bulan ramadan.

9. Semua keistimewaan bulan ramadan tidak ada artinya apabila seorang muslim melakukan puasa tetapi dia meninggalkan fardhu-fardhu yang lain, seperti shalat misalnya, karena Nabi saw bersabda:
"Jibril datang kepadaku dan berkata: Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan ramadan, namun setelah bulan ramadan itu habis dan ia tidak mendapat ampunan, maka jika ia mati, ia masuk neraka. Na'udzu billahi ming dzalika. Katakanlah: amin!. Aku mengatakan: Amin".
(HR.Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya).

Dan sabdanya pula:
"Shalat 5 waktu, shalat jum'at ke shalat jum'at lainnya, dan ramadan ke ramadan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan".
(HR.Muslim).

Keterangan:
Dosa-dosa besar di antaranya adalah:
- zina,
- mencuri,
- minum arak,
- mencaci orang tua,
- memutuskan hubungan kekeluargaan (silaturrahim),
- memakan riba,
- menerima suap,
- bersaksi palsu,
- memutuskan perkara dengan menggunakan cara selain dari hukum Allah.

10. Diriwayatkan dalam hadits marfu dari Abu Ja'far Muhammad bin Ali, "Barangsiapa mendapati ramadan dalam keadaan sehat dan sebagai orang muslim, lalu puasa pada siang harinya dan melakukan shalat pada sebagian malamnya, juga menundukkan pandangannya, menjaga kemaluan, lisan dan tangannya, dan menjaga shalatnya secara berjama'ah dan bersegera berangkat untuk shalat jum'at, sungguh ia telah puasa sebulan penuh, menerima pahala yang sempurna, mendapatkan lailatul qadar serta beruntung dengan hadiah dari Tuhan Yang Maha Tinggi". Abu Ja'far berkata, "Hadiah yang tidak serupa dengan hadiah-hadiah para penguasa".
(HR.Ibnu Abi Dunya).
_____
lihat:
- Kitab An-Nasho'ihud Diniyah, hlm.37-39.

- Kitab Kalimatul Mukhtaroh, hlm.74-76.

***

KEUTAMAAN PUASA

1. Dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Rosululloh saw bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan oleh anak Adam adalah untuknya, dan 1 kebaikan dibalas 10 kali lipatnya, bahkan sampai 700 kali lipat. Allah ta'ala berfirman:
"Kecuali puasa, itu untuk-Ku, Aku yang langsung membalasnya, ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena Aku".
Orang yang berpuasa mendapatkan 2 kesenangan, yaitu:
(1) ketika berbuka puasa, dan
(2) kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya.
Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi".
(HR.Bukhari-Muslim).

2. Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh dengan puasanya".
(HR.Bukhari).

3. Ibnu Rajab menerangkan, bahwa untuk mendapatkan pahala puasa maka di antaranya adalah berbuka dengan yang halal, karena apabila berbuka dari puasanya dengan sesuatu yang haram, maka do'anya tidak dikabulkan Allah. Juga berpuasa adalah upaya lain seorang muslim untuk berjihad, malah dengan puasa melakukan 2 jihad pada siang dan malam, yaitu:
(1) siang berjihad dengan puasa, dan
(2) malam berjihad dengan shalat malam.
(Latho'iful Ma'arif, hlm. 163, 165 dan 183).


_____
lihat:
- Kitab Latho'iful Ma'arif, Ibnu Rajab, hlm. 163, 165, 183.

***

HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADAN


1. Definisi Puasa

Puasa menurut syara' adalah menahan diri dari makan, minum dan zima mulai dari terbit fajar yang kedua sampai matahari terbenam.

Firman Allah ta'ala:
"...dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam...".
(Al-Baqarah: 187).


2. Waktu Berpuasa Ramadan

Puasa ramadan wajib dilaksanakan setelah diketahui terlihat 'Hilal' oleh orang yang dipercaya dengan disyahkan oleh 2 orang yang dipercaya pula, atau apabila hilal tidak diketahui dengan menggenapkan bulan sya'ban menjadi 30 hari.


3. Orang Yang Wajib Berpuasa Ramadan

Puasa ramadan diwajibkan kepada muslim yang telah baligh (dewasa), berakal dan mampu untuk berpuasa.


4. Syarat Wajib Puasa Ramadan

Syarat wajib puasa ramadan ada 4, yaitu:

1) islam,
2) berakal,
3) dewasa, dan
4) mampu melakukannya.


5. Syarat Syah Puasa

Syarat syahnya puasa ada 6, yaitu:

1) islam; tidak syah bagi orang kafir.

2) berakal; tidak syah puasa bagi orang gila.

3) tamyiz; tidak syah bagi anak kecil yang belum balig.

Keterangan:
Anak kecil sebaiknya dilatih untuk berpuasa ketika usianya telah mencapai 7 tahun, dan berikan hukuman apabila tidak mau melakukan puasa dan shalat setelah berusia 10 tahun.

4) tidak sedang Haid.

5) tidak sedang nifas.

6) berniat pada malam harinya pada setiap hari.

Hadits:
"Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak syah puasanya".
(HR.Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Nasa'i dan Tirmidzi).


6. Sunnah Puasa

Sunnah puasa ada 6, yaitu:

1) mengakhirkan sahur sampai batas imsak.

2) bersegera berbuka apabila telah masuk waktu maghrib.

3) memperbanyak amal sholeh.

4) mengabaikan caci maki dan permusuhan terhadap dirinya.

5) berdo'a ketika berbuka puasa.

6) berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis atau cukup dengan air.


7. Orang Yang Boleh Tidak Berpuasa Ramadan

Yang boleh tidak berpuasa ramadan ada 4 golongan, yaitu:

1) orang yang sakit keras dan orang yang sedang berpergian jauh yang boleh diqoshor sholatnya. Bagi mereka afdhol tidak berpuasa tetapi wajib mengqodhonya, dan apabila berkehendak berpuasa adalah syah.

Firman Allah:
"...maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain...".
(Al-Baqarah: 184).

2) wanita haid dan nifas; haram berpuasa tetapi wajib mengqodhonya.

Aisyah r.a. berkata:
"Jika kami mengalami haid, maka diperintahkan untuk mengqodho puasa dan tidak diperintahkan mengqodho shalat".
(Muttafaq'alaih).

3) wanita hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa tetapi mengqodhonya dan memberikan makan kepada seorang miskin pada setiap hari yang ditinggalkannya. Dan apabila berkehendak puasa maka syah puasanya.

4) Orang yang sudah sangat tua atau orang yang lemah apabila berpuasa boleh tidak puasa dan tidak mengqodhonya asalkan memberi makan seorang miskin pada setiap hari yang ditinggalkannya.

Keterangan:
Jumlah makanan sebagai alat penebus tidak berpuasa adalah 1 mud (segenggam gandum), atau 1 sho' dari jenis bahan makanan lainnya.


8. Diharamkan berzima di siang hari bulan ramadan

Berzima di siang hari bulan ramadan sangat diharamkan, hukumannya adalah:

1) memerdekakan hamba sahaya apabila punya,

atau

2) berpuasa selama 2 bulan berturut-turut,

atau

3) memberi makan 60 orang miskin.


9. Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa

Yang membatalkan puasa adalah:

1) makan dan minum dengan sengaja, kecuali lupa.

2) zima (bersenggama).

3) memasukkan jenis-jenis cairan kedalam tubuh.

4) keluar mani karena disengaja, kecuali mimpi.

5) keluar haid dan nifas.

6) menyengaja muntah, kecuali tidak sengaja.

7) murtad, keluar dari islam, begitu pula batal puasanya apabila melakukan sesuatu kemusyrikan.

Firman Allah:
"...seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan".
(Al-An'am: 88).

Keterangan:
Tidak batal puasa apabila tidak tahu, lupa, tidak sengaja, tidur atau dipaksa.


10. Kewajiban Orang Berpuasa

Kewajiban ketika berpuasa adalah:

* tidak berdusta,

* tidak menjelek-jelekkan orang lain (ghibah),

* tidak mengadu domba (Namimah),

* tidak melaknat seseorang,

* tidak mencaci maki,

* menjaga anggota badan yang 7 (telinga, mata, hidung, mulut, tangan, perut dan kaki) dari mendengar, melihat, mengendus, berkata, mengambil, syahwat dan berjalan kepada sesuatu yang dilarang oleh agama atau melakukan sesuatu yang tidak baik menurut aturan masyarakat dan negara.



11. Puasa Sunnah

Disunnahkan puasa pada:

1) 6 hari pada bulan syawal,

2) 3 hari pada tiap bulan (pada tgl 13, 14 dan 15),

3) hari senin dan kemis,

4) 9 hari pertama pada bulan dzulhijjah,

5) tanggal 9 hari arofah,

6) tanggal 10 muharam hari asyuro.


12. Waktu Haram Berpuasa

Diharamkan berpuasa pada:

1) tanggal 1 syawal,

2) tanggal 10 dzulhijjah,

3) tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijjah.


Catatan:

(1) Terluka, keluar darah, muntah, atau kemasukan air secara tidak sengaja tidak membatalkan puasa.

(2) Niat puasa boleh dalam keadaan junub (hadats besar) kemudian mandi sebelum terbit fajar.

(3) Pemeriksaan darah, disuntik dengan obat yang bukan infus makanan tidak membatalkan puasa, tetapi adalah lebih baik dilakukan pada waktu malam.

Bersabda Nabi saw: "Tinggalkan apa yang membuatmu ragu, kerjakan apa yang tidak membuatmu ragu".
(HR.Nasa'i dan Tirmidzi).

Sabdanya pula: "Barangsiapa menjaga dirinya dari berbagai syubhat, maka sungguh dia telah berusaha menyucikan agama dan kehormatannya".

(4) Orang yang puasa boleh bersiwak pada pagi atau sore hari.

______
lihat:

- Kitab Ar-Raudhul Murbi' 1/124.

- Kitab Tafsir Ibnu Katsir 1/215.

- Kitab Umdatul Fiq - Ibnu Qudamah, hlm.28.

- Kitab Risalatus Shiyam, Syekh Abdul Aziz bin Baz, hlm.21-22.

***

QIYAMULAIL DI BULAN RAMADAN

Nabi saw bersabda:
"Sungguh, ramadan adalan bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan kusunnahkan shalat malamnya, maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala, niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya".
(HR.Nasa'i).

Di antara shalat malam pada bulan ramadan adalah shalat tarawih. Sangat besar fadilah melaksanakannya, sehingga Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa melaksanakan shalat malam (tarawih) bersama imam sehingga selesai, dicatat baginya shalat semalam suntuk".
(hadits diriwayatkan oleh para penulis sunan dengan sanad shahih).

Selain shalat tarawih yang dilaksanakan pada bulan ramadan, shalat Lailatul Qodar adalah di antaranya. Kemuliaan di sisi Allah adalah hasilnya bagi orang yang melaksanakannya.

Bersabda Nabi saw:
"Barangsiapa mendirikan shalat pada malam lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
(Muttafaq'alaih).

***

TATA CARA SHALAT TARAWIH

Tata cara shalat tarawih sangat beragam, bacaan surat dan bilangan raka'atnya tidak terbatas, sehingga ada yang melaksanakan 11, 13, 20, dan 36 raka'at dengan bacaan surat yang pendek sampai sangat panjang dan sebagainya, semuanya tidak dapat disalahkan karena telah terdapat contoh dari Nabi saw dan para sahabat.

Di antara keragaman shalat tarawih adalah tata cara menurut para pengamal Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya dengan pelaksanaan sebagai berikut:

Shalat Tarawih dilaksanakan ba'da shalat fardlu isya, ba'diyah, dzikir dan shalat sunnat Lidaf'il Bala'. Bilangannya 20 raka'at saja, karena Shalat Witir dilaksanakan setelah Shalat Tahajjud pada 2/3 malam, atau dijadikan sebagai penutup shalat malam.

Niat shalat tarawih adalah:

ushollii sunnatat taroowiihhi rok'ataini lillaahhi ta'aalaa alloohhu akbar

"Aku berniat melaksanakan sholat tarowih 2 roka'at karena Allah Ta'ala. Allah Maha Besar".

Lebih baik shalat tarawih dilaksanakan secara berjama'ah.

Bacaan surat yang dibaca setelah Fatihah adalah surat-surat yang pendek, dimulai dari surat at-takatsur sampai surat al-lahab.

Surat-surat tersebut dibaca setengah pada rakaat awal, dan setengahnya lagi pada rakaat akhir, kecuali pada surat yang ayat-ayatnya sangat pendek (kurang dari 4 ayat) dibaca keseluruhan pada rakaat awal, dan pada rakaat keduanya membaca surat yasin ayat 58-59 atau surat ash-shofat ayat 79-80 atau ayat 109-110.

Pada setiap 2 raka'at 1x salam, membaca shalawat:

alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad.

Artinya:
"Ya Allah, berikanlah selalu Rahmat-Mu kepada Junjunanku Nabi Muhammad saw".

dan dijawab:

alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh.

Artinya:
"Ya Allah, limpahkan pula Rahmat-Mu kepada keluarganya".

dan pada tiap 2x salam (setiap 4 raka'at) membaca do'a:

alloohumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii.

Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku".

Ketika setelah selesai salam terakhir pada bilangan raka'at yang paling akhir, yaitu pada raka'at yang ke 20, membaca do'a sholat tarawih (Doa Kamilin).

Dan setelah selesai membaca do'a kamilin diteruskan melaksanakan Khotaman TQN Suryalaya sampai selesai.

______
Catatan:

Berkenaan dengan Shalat Lidaf'il Bala' dan Khotaman, bisa pula dilaksanakan secara berturut-turut setelah doa kamilin, yaitu: do'a kamilin, lalu shalat lidaf'il bala', dan diakhiri membaca khotaman.

______


>> Dan ini detailnya pelaksanaan sholat tarawih:

● Setelah melaksanakan sholat fardhu isya, ba'diyah isya dan sholat sunnat lidaf'il bala, lalu sang imam atau sang bilal membaca: "assholatu sunnatat tarowih rok'ataini jami'atan rohimakumulloh".

Surat Yang Dibaca Pada Tiap Rakaatnya:
Rakaat Ke:
1) At-Takatsur: 1-4.
2) At-Takatsur: 5-8.

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

3) Al-Ashr: 1-3.
4) Al-Ikhlash: 1-4.

"alloohumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

5) Al-Humazah: 1-5.
6) Al-Humazah: 6-9.

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

7) Al-Fil: 1-3.
8) Al-Fil: 4-5.

"alloohumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

9) Quraysh: 1-4.
10) Yasin: 58-59 (salaamung qoulam mir robbi rohiim, wamtaazul yauma ayyuhhal mujrimuun).

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

11) Al-Ma'un: 1-3.
12) Al-Ma'un: 4-7.

"alloohumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

13) Al-Kautsar: 1-3.
14) Ash-Shofat: 79-80 (salaamun 'alaa nuuhim fil 'aalamiin, innaa kadzalika najziil muhsiniin).

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

15) Al-Kafirun: 1-3.
16) Al-Kafirun: 4-6.

"alloohumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

17) An-Nasr: 1-3.
18) Ash-Shofat: 109-110 (salaamun 'alaa ibroohiim, kadzalika najziil muhsiniin).

"alloohhumma sholli 'alaa sayyidina muhammad",

"alloohhumma sholli wa sallim 'alaihh".

19) Al-Lahab: 1-2.
20) Al-Lahab: 3-5.

DOA KAMILIN

"alloohhummaj 'alnaa bil iymaani kaamiliina wa lifaroo-idlika mu-addiina, walish sholaati haafizhiina, waliz zakaati faa'iliina walimaa 'ingdaka thoolibiina, wa li'fwika roojiina, wa bilhhudaa mutamassikiina, wa 'anil laghwi mu'ridliina, wa fiid dunyaa zaahhidiina, wa fil aakhiroti rooghibiina, wa bin na'maa-i syaakiriina, wa 'alaal balaa-i shoobiriina, wa tahta liwaa-i muhammading shollalloohhu 'alaihhi wa sallama yaumal qiyaamati saa-iriina, wa ilal hawdli waaridiina wa fil jannati daakhiliina, wa 'alaa sariirotil karoomati qoo'idiina, wa bihuurin 'iinim mutazaw wijiina, wa ming sungdusiw wa-istabroqiw wadiibaajim mutalab bisiina, wa ming tho'aamil jannati aakiliina, wa ming labaniw wa 'asalim mushoffaa syaaribiina bi-akwaabiw wa abaariiqo wa ka-sim mim ma'iinil laa yushodda'uuna 'anhhaa wa laa yungzifuuna, wa faakihhatim mimmaa yatakhoy yaruuna, wa lahmi thoyrim mimmaa yasytahhuuna, wa huurun 'iinung ka-amtsaalil lu-lu-il maknuuni, jazaa-am bimaa kaanuu ya'maluuna, uulaa-ika ma'alladziina an'amalloohhu 'alaihhim minan nabiyyiina wash shidiiqiina, wasy syuhhadaa-i, wash shoolihiina, wa hasuna, uulaa-ika rofiiqong dzaalika fadl lulloohhi wa kafaa billaahhi syahhiida, wa shollalloohhu 'alaa sayyidinaa muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihhi wa shohbihhii wa sallam".

Sumber:
TQN Suryalaya

***

DOA KAMILIN

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم اجعلنا بالإيمان كاملين, ولفراﺀضك موﺀدين, وللصلوة حافظين, وللزكاة فاعلين, ولماعندك طالبين, ولعفوك راجين, وبالهدى متمسكين, وعن اللغو معرضين, وفى الدنيا زاهدين, وفى الاخرة راغبين, وبالنعماﺀ شاكرين, وعلى البلاﺀ صابرين, وتحت لواﺀ محمد صلىالله علية وسلم يوم القيامة ساﺀرين, والى الحوض واردين, وفى الجنة داخلين, وعلى سريرة الكرامة قاعدين, وبحورعين متزوجين, ومن سندس واستبرق وديباج متلبسين, ومن طعام الجنة اكلين, ومن لبن وعسل مصفى شاربين, بأكواب واباريق وكأس من معين, لايصدعون عنها ولاينزفون, وفاكهة مما يتخيرون, ولحم طير مما يشتهون, وحور عين كأمثال اللوﺀلوﺀ المكنون, جزاﺀ بما كانوا يعملون, اولﺀك مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والسيهداﺀ والصالحين وحسن, اولﺀك رفيقا ذلك فضل الله, وكفى بالله شهيدا, وصلى الله على سيدنا محمدن النبي الامي وعلى اله وصحبة وسلم


alloohhummaj 'alnaa bil iymaani kaamiliina wa lifaroo-idlika mu-addiina, walish sholaati haafizhiina, waliz zakaati faa'iliina walimaa 'ingdaka thoolibiina, wa li'afwika roojiina, wa bilhhudaa mutamassikiina, wa 'anil laghwi mu'ridliina, wa fiid dunyaa zaahhidiina, wa fil aakhiroti rooghibiina, wa bin na'maa-i syaakiriina, wa 'alaal balaa-i shoobiriina, wa tahta liwaa-i muhammading shollalloohhu 'alaihhi wa sallama yaumal qiyaamati saa-iriina, wa ilal hawdli waaridiina wa fil jannati daakhiliina, wa 'alaa sariirotil karoomati qoo'idiina, wa bihuurin 'iinim mutazaw wijiina, wa ming sungdusiw wa-istabroqiw wadiibaajim mutalab bisiina, wa ming tho'aamil jannati aakiliina, wa ming labaniw wa 'asalim mushoffaa syaaribiina bi-akwaabiw wa abaariiqo wa ka-sim mim ma'iinil laa yushodda'uuna 'anhhaa wa laa yungzifuuna, wa faakihhatim mimmaa yatakhoy yaruuna, wa lahmi thoyrim mimmaa yasytahhuuna, wa huurun 'iinung ka-amtsaalil lu-lu-il maknuuni, jazaa-am bimaa kaanuu ya'maluuna, uulaa-ika ma'alladziina an'amalloohhu 'alaihhim minan nabiyyiina wash shidiiqiina, wasy syuhhadaa-i, wash shoolihiina, wa hasuna, uulaa-ika rofiiqong dzaalika fadl lulloohhi wa kafaa billaahhi syahhiida, wa shollalloohhu 'alaa sayyidinaa muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihhi wa shohbihhii wa sallam.

"Ya Allah, jadikanlah kami sebagai orang yang memperoleh kesempurnaan iman, dan sebagai orang yang patuh atas kewajiban-kewajibanMu, dan dapat memelihara shalat dan mengeluarkan zakat, dan mengharap selalu berada di sisiMu, dan memohon ampunanMu, dan memegang teguh petunjukMu, dan berpaling dari hal-hal yang sia-sia, dan tidak berlebih-lebihan akan keduniaan, dan menyukai kehidupan akhirat yang lebih baik, dan mensyukuri nikmatMu, dan bersabar atas cobaan, dan berharap akan perlindungan junjunan kita Nabi Muhammad saw untuk kemudian di hari kiamat, dan mematuhi segala firmanNya, dan dimasukkan ke surga dan menjadi penghuni tempat-tempat yang mulia, dan menjadi pasangan bidadari-bidadari yang menawan hati, dan menjadi pemakai sutra yang mengkilat berkilau, dan menjadi peminum air susu yang jernih dan lezat, gelas-gelas berisi minuman air surga, dan tidak dapat disembunyikan dari padaNya, dan tidak dikeluarkan segala buah-buahan, serta daging burung-burung yang hanya dimiliki bidadari-bidadari yang mempesona sebagaimana mutiara-mutiara yang tersembunyi. Merekalah yang menyertai orang-orang yang memperoleh nikmat Allah atas mereka, itulah para nabi, para shodiqin, syuhada dan sholihin, dan mereka yang berbuat baik terhadapnya dan kerabatnya, itulah karunia Allah, dan cukuplah persaksiannya kepada Allah. Dan semoga shalawat serta keselamatan tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw sebagai nabi yang Ummi, begitu pula bagi keluarga dan sahabat-sahabatnya".

Sumber:
TQN Suryalaya

***

LAILATUL QODAR

Lailatul Qodar menurut bahasa Arab mempunyai arti 'Malam Ketetapan', yang dimengerti oleh khalayak islam secara umum terjadi di bulan ramadan, tetapi di sebagian khusus para pengamal tarekat, lailatul qodar bisa saja terjadi pada setiap bulan di setiap perjalanan waktu, siang ataupun malam, kepada setiap muslim yang telah 'ditetapkan' dengan 'irsyad' kepada cahaya iman kedalam hatinya, sebagaimana telah berfirman Allah ta'ala:
"Sesungguhnya telah aku turunkan 'Hu' pada malam lailatul qodar"
(Al-Qadar: 1).

Kata 'Hu' secara umum dalam islam diartikan al-qur'an, tetapi pada pengertian di sebagian para pengamal tarekat, selain diartikan al-qur'an juga diartikan secara khusus dengan arti 'Ismu Dzat' (Asma Dzat Allah yang hakiki) yang diturunkan oleh Allah swt melalui perantaraan seorang 'Wali Mursyid' kedalam qolbu (hati) seseorang yang telah mendapatkan hidayah (petunjuk).

Firman Allah:
"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin (Wali Mursyid) pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya".
(Al-Kahfi: 17).

Itulah sebabnya mereka meyakini lailatul qodar bisa terjadi pada setiap saat, dikarenakan apabila Allah sudah berkehendak, apapun bisa terjadi di saat apapun dan di manapun.

Firman Allah ta'ala:

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!", maka terjadilah ia".
(Yasin: 8).

Dalam kaitannya Lailatul Qadar yang terjadi pada bulan ramadan, digambarkan di dalam al-quran sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan (83 tahun 4 bulan).

Firman Allah:
"Dan tahukah kamu apakah itu lailatul qadar?. Lailatul qadar (adalah malam ketetapan yang) lebih baik dari seribu bulan".
(Al-Qadar: 2-3).

Lailatul Qadar juga diperingati sebagai malam diturunkannya al-quran surat Al-Alaq ayat 1-5, yang dikenal dengan 'Nuzulul Qur'an' di setiap malam tanggal 17 Ramadan.

Di dalam beberapa riwayat versi yang berbeda, Nuzulul Qur'an (diturunkannya surat al-alaq ayat 1-5) di sebuah goa pada tebing yang curam di Arab Saudi yang disebut Goa Hiro oleh Malaikat Jibril as, terjadi pada:

- tanggal 1, 8, 18 Rabiul Awal.

Catatan:
. Yang berpendapat tanggal 18 Rabiul Awal adalah riwayat Ibnu 'Umar ra.

- tanggal 17, 27 Rajab.

Catatan:
. Yang berpendapt tanggal 27 Rajab adalah riwayat Abu Hurairah ra.

- tanggal 7 (hari senin), 14 (hari senin), 17 (hari kamis), 21 (hari senin), 24 (hari kamis) Ramadan.

Catatan:
. Yang berpendapat tanggal 17 ramadan adalah Al-Bara' bin Azib ra.

. Yang berpendapat tanggal 21 ramadan adalah riwayat Syekh Mubarok Furiy ra.

. Yang berpendapat tanggal 24 ramadan adalah riwayat Aisyah ra.

Inti dari semua pendapat, al-quran diturunkan secara keseluruhan pada bulan ramadan dan berangsur-angsur di setiap bulan sepanjang tahun sesuai peristiwa masa kehidupan Nabi Muhammad saw selama 23 tahun.

Firman Allah Ta'ala:
"Bulan ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran".
(Al-Baqarah: 185).

Ibnu Abbas berkata dalam sebuah riwayat:
"Allah menurunkan Al-Quranul Karim secara keseluruhan sekaligus dari Lauhilmahfuzh ke Baitul Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah saw sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 32 tahun".

Malam lailatul qadar adalah waktu yang telah ditentukan oleh Allah swt dalam mengatur segala 'urusan' yang akan dialami oleh seorang hamba, yang di antaranya urusan jodoh, ajal, musibah, rizki dan sebagainya sepanjang tahun.

Firman Allah swt:
"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".
(Ad-Dukhan: 4).

Tentang lailatul qadar yang diturunkan pada bulan ramadan, Nabi saw bersabda: "Carilah lailatul qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan ramadan".
(HR.Bukhari-Muslim).

Tanggal ganjil pada 10 hari terakhir bulan ramadan adalah malam 21, 23, 25, 27 dan malam 29 ramadan.

Aisyah ra berkata: "Bila masuk 10 hari terakhir bulan ramadan, Rasulullah saw mengenangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya".
(HR.Bukhari).

Oleh karena itu disunnatkan pada malam-malam tersebut melaksanakan Sholat Lailatul Qodar.

Nabi saw bersabda: "Barangsiap melakukan shalat malam (lailatul qadar) karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
(Muttafaq'alaih).

Aisyah ra bertanya kepada Nabi saw: "Wahai Rasulullah saw, apa pendapatmu jika aku mengetahui lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di dalamnya?". Beliau menjawab, "Katakanlah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau Mencintai pengampunan maka ampunilah aku".
(HR.Tirmidzi).

Juga sangat baik melaksanakan mandi pada malam-malam 10 hari terakhir bulan ramadan, sebagaimana dikatakanj Ibnu Jarir rahimahulloh: "Mereka menyukai mandi pada setiap malam dari malam-malam 10 hari terakhir. Di antara mereka ada yang mandi dan menggunakan wewangian pada malam-malam yang paling diharapkan turun lailatul qodar".

Pada sebagian pengamal tarekat, mandi malam dilaksanakan secara rutin
pada setiap malamnya sebagai salah satu bentuk ibadah dan taubat kepada Allah swt, dengan ketentuan sebagai berikut:
Dilaksanakan setiap malam antara jam 12 sampai dengan jam 3 dini hari, dan paling baik dilaksanakan pada jam 2 dini hari.

Tata caranya seperti mandi junub, yaitu mengucurkan air dari ujung rambut sampai telapak kaki, dengan memulai kucuran pertama pada kepala sambil membaca doa:

robbii angzilnii mungzalam mubaarokaw wa angta khoirul mungziliina

"Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang penuh berkah. Dan Engkaulah Dzat yang sebaik-baiknya memberikan tempat".

Juga pada 10 hari terakhir ramadan disunnatkan melaksanakan i'tikaf.

Aisyah ra berkata: "Bahwasyanya Nabi saw senantiasa beri'tikaf pada 10 hari terakhir dari ramadan sehingga Allah mewafatkan beliau".
(HR.Bukhari-Muslim).

Pengertian i'tikaf adalah menghentikan berbagai kesibukan dengan cara memutuskan hubungan dari masalah-masalah keduniawian dan mengosongkan pikiran dari makhluk serta mengisi hati dan lisan dengan dzikir kepada Allah swt dan menghias anggota badannya dengan shalat dan membaca al-quran, dzikir dan hizib di dalam masjid.

____

Lihat: Lathoiful Ma'arif, Ibnu Rajab, hlm.196-203.

***


SHALAT LAILATUL QODAR

Shalat Lailatul Qodar adalah shalat sunnat karena mengharapkan karunia kemulyaan malam lailatul qodar.

Nabi saw bersabda:
"Barangsiapa mendirikan shalat pada malam lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
(Muttafaq'alaih).

Aisyah ra bertanya kepada Nabi saw: "Wahai Rasulullah saw, apa pendapatmu jika aku mengetahui lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di dalamnya?". Beliau menjawab, "Katakanlah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau Mencintai pengampunan maka ampunilah aku".
(HR.Tirmidzi).

Malam Lailatul Qodar menurut beberapa riwayat terdapat pada 10 malam terakhir bulan ramadan, yang keberkahannya membandingi ibadah yang dilakukan selama 83 tahun 4 bulan tanpa henti, di mana do'a dikabulkan dan takdir pada tahun itu ditentukan.

Shalat ini dilaksanakan sepanjang malam ba'da shalat tarawih pada tanggal 21 sampai dengan malam terakhir bulan ramadhan sebanyak 4 raka'at 2x salam.

Niatnya adalah:

ushollii sunnatal lailatil qodri rok'ataini lillaahhi ta'aalaa.

"Aku berniat melaksanakan sholat lailatul qodar karena Allah Ta'ala".

Dan pada setiap raka'at ba'da fatihah membaca surat At-Takatsur 1x dan
Al-Ikhlas 3x. Setelah selesai salam pada raka'at akhir memperbanyak wirid:

alloohumma innaka 'afuwwung kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii.

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia, Engkau suka mengampuni, maka ampunilah aku".


Sumber:
TQN Suryalaya

***

BERSEDEKAH DI BULAN RAMADAN

Di bulan ramadan segala amal shaleh ditingkatkan, termasuk pula bersedekah, karena menurut Ibnu Abbas, Rosul saw pun pada bulan ramadan lebih dermawan.

Dan menurut imam Ahmad, Rasul saw tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.

Sifat kedermawanan ini sangat patut dilakukan bagi orang yang mengharapkan selalu akan rahmat Allah, karena menurut Sa'ad bin Abi Waqqash bahwa Nabi saw pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah itu Maha Dermawan, cinta kepada kedermawanan, dan Maha Pemurah, cinta kepada kemurahan hati".

Terutama pada bulan ramadan tentunya Allah swt melipat gandakan Kedermawanan-Nya dan Kemurahan-Nya bagi orang yang mau mengikuti kedermawanan Nabi saw di bulan ramadan dengan memberi makan kepada orang yang berpuasa, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Zaid bin Khalid bahwa Nabi saw bersabda, "Barangsiapa memberi makan pada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun dari pahalanya".
(HR.Ahmad dan Tirmidzi).

Pada bulan ramadan ini pula sangat perlu menambah pemberian, perhatian dan kasih sayang kepada orang tua, keluarga dan kerabat melebihi bulan-bulan lainnya.

Diriwayatkan Seorang wanita datang pada Rasul saw dan bertanya, "Wahai Rosululloh, aku bersedekah dengan membebaskan budak dan pahalanya kukirimkan untuk ibuku yang telah wafat, bolehkah?", Rosul saw memperbolehkannya. Lalu wanita itu berkata lagi, "Ibuku sudah wafat dan belum haji, bolehkah aku haji untuknya?", Rasul saw memperbolehkannya. Lalu wanita itu berkata lagi, "Wahai Rosululloh, ibuku wafat masih mempunyai hutang puasa ramadan sebulan penuh, maka bolehkah aku berpuasa untuknya?", maka Rasul saw menjawab, "Boleh!".
(HR.Muslim).

Nabi saw bersabda, "Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seseorang yang mempunya kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat".
(HR.Ath-Thabrani).

Dari Abu Said Al-Khudry r.a, bahwa Zainab, istri Abu Mas'ud bertanya, "wahai Rosululloh, baginda telah memerintahkan untuk bersedekah hari ini, dan aku mempunyai perhiasan padaku yang hendak saya sedekahkan, namun Ibnu Mas'ud (suaminya) menganggap bahwa dirinya dan anaknya lebih berhak untuk aku beri sedekah. Lalu Nabi saw bersabda, "Ibnu Mas'ud memang benar, suamimu dan anakmu adalah orang yang lebih berhak untuk engkau beri sedekah".
(HR.Bukhari).

Juga terhadap keluarga yang telah wafat sangat baik menambah sedekah untuk mereka di bulan ramadan yang penuh dengan maghfiroh (ampunan Allah) dengan memohon ampunan dan bersedekah atas nama mereka.

Nabi saw bersabda, "Seorang mayit dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya, baginya lebih disukai dari dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah 'azza wajalla menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka".
(HR.Ad-Dailami).

Syekh Abdul Qodir berkata:
"Bersedekahlah di kala pagi. Berdoalah di malam hari bagi muslim yang meninggal.
(Futuhul Ghaib).

Dan ketika tiba hari jum'at di bulan ramadan, segeralah berlomba meraih kebaikan dan lebih memperbanyak sedekah.

Nabi saw bersabda, "Barangsiapa yang pada hari jumat mandi seperti mandi jinabat, kemudian berangkat awal (ke masjid), maka seakan-akan ia bersedekah seekor unta gemuk. Barangsiapa berangkat pada waktu kedua, maka ia seakan-akan bersedekah seekor sapi. Barangsiapa berangkat pada waktu ketiga, maka seakan-akan ia bersedekah seekor kambing bertanduk. Barangsiapa yang berangkat pada waktu keempat, maka seakan-akan ia bersedekah seekor ayam. Dan barangsiapa berangkat pada waktu kelima, maka seakan-akan ia bersedekah sebutir telur. Dan bila imam telah naik mimbar (untuk berkhutbah), maka para malaikat hadir untuk mendengarkan dzikir (maksudnya mereka tidak lagi mencatat orang yang datang ke mesjid setelah khutbah dimulai)".
(HR.Muslim).

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani q.s. berkata: "Barangsiapa yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam jum'at lalu dibagikan pada fakir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan membaca fatihah kepada Syekh Abdul Qodir lalu dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Allah akan dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat pertolongan dari Allah.
(Tafrikhul Khotir, manqobah ke 14).

Ibnul Qoyyim berkata:
"Bersedekah pada hari jum'at dibandingkan hari-hari lainnya dalam sepekan, adalah seperti bersedekah pada bulan ramadan dibandingkan bulan-bulan lainnya".

***

MEMBACA ALQURAN PADA BULAN RAMADAN

Bulan ramadan mempunyai kekhususan dengan al-qur'an, karena pada bulan tersebut diturunkannya al-qur'an.

Firman Allah swt:

"Bulan ramadan, yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-qur'an...".
(Al-Baqarah: 185).

Ibnu Abbas dalam hadits syahihnya meriwayatkan bahwa Rosululloh saw bertemu dengan Jibril pada setiap malam di bulan ramadan untuk membacakan kepadanya al-qur'anul karim.

Dari kekhususan tersebut, sangat bermanfa'at lebih banyak membaca al-qur'an pada bulan ramadan dibandingkan pada hari-hari di bulan lain dan mengkhatamkanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw kepada Abdullah bin 'Amr: "Bacalah al-qur'an itu dalam setiap 3 hari".

Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir Al-Jailani q.s kerap kali tamat membaca Al-Qur'an dalam satu malam.
(Tafrikhul Khotir, manqobah ke 55).

Dan makruh menunda khatam al-qur'an lebih dari 40 hari bila hal tersebut dikhawatirkan membuatnya lupa.

(Fadhalilul Qur'an, Ibnu Katsir, hlm.169-172 dan Hasyiyatul Muqaddimatut Tafsir, Ibnu Qossim, hlm.107).

Ibnu Taimiyah mengatakan:
"Irama-irama yang dilarang para ulama untuk membaca al-qur'an yaitu yang dapat memendekkan huruf yang panjang, memanjangkan yang pendek, menghidupkan huruf yang sakin dan mensakinkan yang berharkat. Mereka lakukan hal itu supaya sesuai dengan irama lagu-lagu yang merdu. Jika hal itu dapat mengubah aturan al-qur'an dan menjadikan harakat sebagai huruf, maka haram hukumnya".
(Hasyiyatu Muqaddimatu Tafsir, Ibnu Qosim, hlm.107).

***

MEMBUAT MAKANAN DAN MINUMAN DI BULAN RAMADHAN

Membuat berbagai variasi pada menu makanan dan minuman diperbolehkan asalkan tidak berlebih-lebihan (isrof), sebagaimana telah difirmankan oleh Allah swt: "Makan dan minumlah dan jangan berbuat isrof (berlebih-lebihan), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat isrof".
(Al-A'raf: 31).

Sabda Nabi saw: "Makan, minum, berpakaian dan bersedekahlah tanpa disertai dengan berlebih-lebihan dan kesombongan".
(HR.Abu Dawud dan Ahmad, Bukhari meriwayatkannya secara mu'allaq).

Nabi saw bersabda: "Tiada tempat yang lebih buruk, yang dipenuhi anak adam dari perutnya, cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat menopang tulang punggungnya (penyambung hidupnya). Jika hal itu tidak bisa dihindari, maka masing-masing 1/3 bagian untuk makanannya, mainumannya dan nafasnya".
(HR.Ahmad, Nasa'i, Ibnu Mazah dan Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan, dan hadits ini merupakan dasar utama bagi ilmu kedokteran).

Sufyan Ats-Tsauri rohimahulloh berkata: "Jika anda menghendaki badan sehat dan tidur sedikit, maka makanlah sedikit saja".

***

TIDUR SIANG DI BULAN RAMADHAN

Sebagian muslim
percaya tidur siang di
bulan Ramadhan bernilai Ibadah berdasarkan hadits,
"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya dikabulkan, dan amalannyapun akan dilipatgandakan pahalanya".
(HR.Baihaqi).

Menurut sebagian ulama
sepakat mengatakan
status hadits tersebut adalah palsu.

Iman As-Suyuti di dalam Al-Jamiush Shaghir menyebutkan bahwa status hadits ini
lemah, namun justru
dikritik para
muhaddits lain yang menyebutkan bahwa status hadits ini
bukan hanya lemah
tetapi juga palsu.

Tidur siang
adalah kebiasaan
masyarakat Arab
dan beberapa orang
sholeh dan ulama
terdahulu. Mereka
menyebutnya
Qailulah yang
artinya tidur
sebentar waktu
siang, selepas dzuhur sampai menjelang ashar. Mereka
melakukannya tidak
hanya pada bulan
Ramadhan tapi pada
hari-hari biasa juga,
khususnya pada
waktu musim panas. Para Ulama Sholeh
terdahulu
menjadikan tujuan
dari qailulah ini agar
pada malam harinya
bisa bangun untuk
mendirikan sholat
tahajud.

Dalam
sebuah riwayat,
Imam Abu Hanifah
selama 40 tahun
tidak pernah tidur
malam, karena
malam harinya
untuk sholat, beliau
tidur hanya pada
siang hari, yaitu
qailulah.

Umar
bin Khattab pernah
suatu hari
melakukan inspeksi
ke Iskandariah,
dimana Muawiyah
bin Khudaij
menjabat gubernur
di kota itu. Umar
datang ke kota itu
waktu siang saat
kebanyakan orang
melakukan qailulah. Umar menemukan
Muawiyah tidak
melakukan tidur
siang, lalu beliau
berkomentar, "Saya
fikir kalian sedang
tidur pada siang ini,
kalau kalian tidur
siang hari maka akan
menelantarkan hak
rakyat, kalau kalian
tidur malam, kalian
menelantarkan hak Allah, bagaimana
kalian mengatur
tidur antara dua hak
ini wahai
Mua'wiyah".

Umar
r.a. seperti
mengingatkan
bahwa manfaat
waktu itu lebih
penting daripada
sekedar tidur siang.

Para Sahabat
Rasulullah s.a.w.
menjalani puasa
Ramadhan dengan
tugas-tugas yang
cukup berat, seperti
perang Badar dan
penaklukan Makkah.
Ini semua petunjuk
bahwa puasa bukan
untuk menjadikan
kita malas, tapi
puasa adalah spirit
agar kita bisa
memberikan yang
lebih baik meskipun
dengan keterbatasan
diri kita.

Fudhail bin Iyadh bila memasuki
Ramadhan, ia
bekerja dengan
semangat lebih dari biasanya. Ketika ditanya alasannya, ia
menjawab: "Bukankah Rasulullah saw melalui hadits qudsinya menyampaikan
bahwa Allah akan melipatgandakan
pahala kebajikan dari 10 hingga 700 kali lipat, kecuali puasa, sebab puasa itu khusus untuk Allah. Karenanya, tak ada alasan bagiku untuk
bermalas-malasan. Inilah bulan panen pahala. Aku bekerja sambil tetap
berpuasa, aku
mendapat pahala. Kemudian hasil
kerjaku itu, sebagian akan aku infakkan.
Demikian aku
mendapatkan
keutamaan dan
pahala tiga kali lipat".

Tidur siang pada bulan ramadhan boleh-boleh saja, asalkan diniatkan untuk dapat beribadah pada waktu malam, atau diniatkan untuk menjaga puasanya dari sesuatu yang dapat membatalkan.

Diterangkan oleh Imam Nawawi dalam
Syarah Muslim (6/16): "Sesungguhnya
perbuatan mubah, jika dimaksudkan
dengannya untuk
mengharapkan
wajah Allah Ta’ala,
maka dia akan
berubah menjadi
suatu ketaatan
dan akan
mendapatkan
balasan (ganjaran)".

Ibnu Rajab pun
menerangkan hal
yang sama, "Jika
makan dan minum
diniatkan untuk
menguatkan
badan agar kuat
ketika
melaksanakan
shalat dan
berpuasa, maka
seperti inilah yang
akan bernilai
pahala.
Sebagaimana pula
apabila seseorang
berniat dengan
tidurnya di malam
dan siang harinya
agar kuat dalam
beramal, maka
tidur seperti ini
bernilai
ibadah".
(Latho-iful Ma’arif, 279-280).

Tentang hadits "Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah" seperti
penjelasan Iraqi
dalam Takhrij
Hadist-Hadist Ihya,
bahwa hadist ini
diriwayatkan dari
Abdullah bin Amr
dan Abdullah bin
Abi Aufa, akan tetapi semua sanadnya antara dla'if (lemah)
dan maudlu' (palsu), namun terlepas dari kekuatan hukumnya, sebaiknya kita pandai-pandai menyikapi akan makna sebuah hadits bukan hanya dari segi kekuatannya saja. Mungkin saja yang dimaksud dengan tidurnya orang yang berpuasa adalah tidurnya anggota badan (walaupun mata tidak tidur) dari perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa atau menghindar dari perbuatan-perbuatan maksiat.

Intinya adalah, jangan tidur secara berlebihan, karena sesuatu yang berlebih-lebihan akan menjadi tidak baik.

Firman Allah swt: "Makan dan minumlah dan jangan berbuat isrof (berlebih-lebihan), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat isrof".
(Al-A'raf: 31).

Dipandang dari segi kesehatanpun tidur siang yang berlebihan sangat tidak baik.

Di bawah ini saya tulis sebuah penelitian tentang "manfaat tidur siang dan kwalitasnya" yang disusun oleh Dr. W. Christopher
Winter.

MANFAAT TIDUR
SIANG DAN
KUALITASNYA


1. 10 Menit

Tidur siang selama
10 menit secara
langsung
menghilangkan
kekakuan dan
meningkatkan kerja
otak setidaknya
selama 2,5 jam.
Sementara kalau
hanya 5 menit,
percuma saja.


2. 20 Menit

Keuntungannya
akan menambah
reaksi Anda
terhadap kecepatan
dalam mengerjakan
pekerjaan berhitung.
Namun, tentu saja
efeknya tidak segera
terjadi. Setidaknya
butuh 35 menit
untuk menetralkan
kondisi otak setelah
bangun dari tidur.


3. 30 Menit

Awalnya Anda akan
merasa masih
mengantuk, namun
selama 5 menit
kemudian Anda
akan lebih waspada
dan secara mental
segar untuk waktu
selama 90 menit.
Tetapi, tidur selama
10 menit lebih baik,
untuk menghindari
efek tidak
menyenangkan
karena terlalu
banyak tidur.


4. 45-90 Menit

Selama 45-90 menit,
Anda menuju ke
arah tidur nyenyak,
namun tanpa
menyelesaikan siklus
tidur dengan
lengkap, "Tubuh
Anda akan terasa
lebih tidak enak
setelah bangun
tidur, dibandingkan
sebelum tidur".


5. 90-110 Menit

Rata-rata siklus tidur
orang kurang dari
90 menit, waktu
yang ideal untuk
tidur siang dengan
waktu cukup lama.
Jika tidur siang lebih
dari waktu itu,
kemungkinan
merupakan tanda-tanda gangguan
tidur.

(Dr. W. Christopher
Winter)

***

BEBERAPA KETERANGAN TENTANG PUASA

1. Dari hadits riwayat Muslim, Thobroni dan Baihaqi disimpulkan bahwa:
Bagi orang yang berpuasa tidak boleh meninggalkan perkara-perkara di bawah ini:
1) berdzikir kepada Allah swt.

2) melaksanakan shalat.

3) bershodaqoh dan mengeluarkan zakat.

4) mencari kasab.

2. Dari hadits riwayat Thobroni disimpulkan bahwa:
Sebaiknya ketika sedang musafir berbuka dari
puasanya dan mengqoshor sholatnya, serta apabila melakukan kekhilafan segera ber-istighfar dan ber-hamdalah apabila telah melakukan kebaikan (wukuf zamani), dan jangan bermegah-megahan dalam makanan dan pakaian.

3. Dari hadits mutafaq'alaih disimpulkan bahwa:
Tidak boleh meneruskan puasanya ketika sudah tiba waktu berbuka.

4. Dari hadits riwayat Tirmidzi disimpulkan bahwa:
Perbanyak berdo'a kepada Allah swt ketika sedang berpuasa, ketika menjadi penguasa, dan ketika dizalimi.

5. Dari hadits riwayat Bukhari disimpulkan bahwa:
I'tiqad berpuasa adalah karena melaksanakan perintah Allah swt dan mengharap keridhoan-Nya.

6. Dari hadits riwayat Ahmad disimpulkan bahwa:
Sebaiknya iringi puasa dengan sholat malam pada malam harinya.

7. Dari hadits mutafaq'alaih disimpulkan bahwa:
Jangan meninggalkan makan sahur bagi orang yang akan berpuasa pada siang harinya.

8. Dari hadits riwayat Bukhori disimpulkan bahwa:
Jangan menunda-nunda berbuka puasa.

9. Dari hadits riwayat Bukhori disimpulkan bahwa:
Jangan berdusta ketika berpuasa.

10. Dari hadits riwayat Bukhori disimpulkan bahwa:
Laksanakan sholat Lailatur Qodar pada malam 21 sampai malam terakhir bulan ramadhan sebanyak 4 raka'at 2x salam.

11. Dari hadits riwayat Tirmidzi disimpulkan bahwa:
Berilah makan kepada orang yang berbuka puasa.

12. Dari hadits riwayat Bukhori-Muslim disimpulkan bahwa:
Jangan meninggalkan puasa ramadhan tanpa udzur yang disyari'atkan.

13. Dari hadits riwayat Muslim disimpulkan bahwa:
Laksanakan puasa 6 hari di bulan syawal.

14. Dari hadits riwayat Bukhori disimpulkan bahwa:
Usahakan bagi orang yang berpuasa memberikan pertolongan atau bershodaqoh kepada janda dan orang miskin.

15. Dari Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 89 disimpulkan bahwa:
Apabila melanggar janji tebuslah dengan memberi makan atau pakaian kepada 10 orang miskin, atau memerdekan seorang budak, atau berpuasa selama 3 hari.

16. Dari hadits riwayat Hakim dan Thohawi disimpulkan bahwa:
Bagi seseorang yang belum menikah perbanyaklah berpuasa.

17. Dari hadits mutafaq'alaih disimpulkan bahwa:
Bagi seorang istri diharamkan berpuasa sunnah tanpa seidzin suaminya yang berada di rumah.

18. Dari hadits riwayat Muslim disimpulkan bahwa:
Ketika sedang berpuasa janganlah mencaci maki memfitnah dan menipu.

19. Dari Kitab Tafrihul Khotir Manqobah ke 55 disimpulkan bahwa:
Jangan meminta-minta ketika sedang berpuasa.

20. Dari Panduan Sholat-Sholat Sunnat TQN Suryalaya disimpulkan bahwa:
Laksanakan sholat Asyuro pada malam tanggal 10 muharam 4 roka'at 2x salam sesudah ba'diyah maghrib dan besoknya puasa.

21. Dari Kitab Bayanutasdiq disimpulkan bahwa:
Selalu iringi puasa dengan hati berdzikir kepada Allah secara khofi.

22. Dari hadits riwayat Nasa'i, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Bukhori, Muslim dan Ibnu Huzaimah disimpulkan bahwa:
Perbanyak puasa pada bulan Sya'ban dan laksanakan sholat pada malam nisfu sya'ban dan berpuasa pada siang harinya.

23. Dari hadits riwayat Muslim disimpulkan bahwa:
Perbanyak puasa pada hari senin dan kamis atau pada hari kelahiran.

24. Dari hadits riwayat Muslim disimpulkan bahwa:
Lakukan puasa untuk kifarat orang tua, saudara atau lainnya yang telah meninggal dan masih mempunyai hutang puasa.

25. Dari Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 187 disimpulkan bahwa:
Perbanyak i'tikaf di masjid dan jangan bercampur dengan istri ketika sedang mempunyai niat beri'tikaf selama waktu i'tkaf yang telah diniati.

26. Dari hadits riwayat Bukhari-Muslim disimpulkan bahwa:
Jangan berpuasa sunnat atau mengkhususkan amalan pada hari jum'at kecuali dilaksanakan pula sehari sebelum atau sesudahnya.

***

Sumber:
- Bulughul Marom
- Tafrikhul Khotir
- Kumpulan 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad), Muhammad Faiz.

***

« Kembali
This post has no comments - be the first one!

...🖍
XtGem Forum catalog