The Soda Pop

📠 My Blog

Doa Rajab

DOA RAJAB

Oleh : Abdul Ghoets



"Ya Allah, sucikanlah lidahku dari dusta, dan sucikanlah hatiku dari kemunafikan, dan sucikanlah perbuataku dari riya, dan sucikanlah mataku dari khiyanat, sesungguhnya Engkau mengetahui pandangan mataku yang khianat dan apa yang disembunyikan di dalam dada".

Ya Allah, doa itu aku baca disetiap waktuku, tetapi lidahku tidak seperti perbuatanku, doa itu kubaca tetapi tidak kuamalkan, tidak kubuktikan.

Ternyata ya Allah, badanku sehat tetapi sesungguhnya aku berpenyakit, lidahku sakit, hatiku sakit, perbuatanku sakit, dan mataku pun sakit.

Doa tersebut bukan hanya sekedar dibaca, tetapi jelas menuntut pembuktian pengamalan. Baru kusadari, bahwa: Penyakit daripada lidah adalah dusta. Penyakit daripada hati adalah munafik. Penyakit daripada amal (dan segala perbuatan yang baik) adalah riya'. Penyakit daripada mata adalah khianat.

Sungguh banyak yang tidak menyadari - termasuk diriku - bahwa setiap kali lidah berucap, banyak sekali kebohongan yang keluar dari lidahku ini hanya sekedar ingin dipercaya atau sekedar menutupi kebohongan dengan kebohongan.

Begitu pula tentang hati, sangat naif sekali diriku ini, lain dibibir lain pula dihati, berkata tanpa ada bukti. Dari hal tersebut
sangat jelas siapa diriku ini....munafik.

Kusadari pula, bahwa setiap kali aku beramal dihadapan orang lain tentu kubuat sebagus-bagusnya agar mereka selalu memakai aku sebagai panutan, berbeda dengan beramal sendiri - dengan tidak ada orang lain yang melihatnya - kubuat secepat mungkin agar cepat selesai. Itu sangat bertentangan dengan apa yang telah kuketahui.

Lalu mataku? Tidak ada kebagusan di mataku dalam cara melihat sesuatu. Dalam umurku yang semakin menua ini, masih saja aku suka
memandang sesuatu yang diharamkan dalam syara'. Apalagi terhadap
wanita, tak berkedip aku melihatnya, seolah menelanjangi tubuhnya, dari atas sampai bawah tak terlewati walaupun satu inchi, terutama
antara dada dan lututnya.

Ya Allah, aku telah banyak melihat keindahan-Mu di dunia ini, tetapi tidak lebih banyak dibandingkan aku melihat kemaksiatan yang kusengaja.

Baru aku sadar, bahwa agar terhindar dari
dustanya lidah, agar hati tidak munafik, agar amal tidak riya', agar melihat tidak khianat, maka hati ini harus selalu berdzikir dengan cara "khofi" sepanjang waktu ketika berbicara dan mendengar, ketika
berjanji dan dijanjikan, ketika beramanat dan diamanatkan, ketika sedang sholat, puasa, bershodaqoh, dan haji, ketika sedang marah,
ketika sedang melihat, dan ketika sedang melakukan apapun.

Dari itu semua aku memohon kepada Allah dengan washilah Guruku yang mulya Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) r.a. agar aku terjauh dari dusta, munafik, riya dan khianat.

***
« Kembali
Comments:
[04/07/13] Ghoets :

Hai apa kabare

[27/05/15] free wallpapers :

...🖍