TIDAK BOLEH MENGAJARKAN TAREKAT TANPA SYAH
Guruku yang arif billah berkata:
فَاعْلَمْ أَنَّ كُلَّ مَنْ لَمْ يَتَّخِدْ لَهُ شَيْخَاََ يُرْشِدُهُ إِلَى الْخُرُوْجِ عَنْ هَذِهِ الصِّفَاتِ فَهُوَ عَاصِِ لِلَّهِ وَلِرَسُوْلِهِ لِأَنَّهُ لاَ يَهْتَدِيْ لِطَرِيْقِهِ الْعِلاَجِ وَلَوْ تَكَلَّفَ, لاَ يَنْفَعُ بِغَيْرِ شَيْخِِ وَلَوْ حَفِظَ أَلْفَ كِتَابِِ .
Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap orang yang tidak mengambil baginya talqin kepada seorang syekh yang memberikan cara baginya dari sifat-sifat tercela, maka baginya telah bermaksiat kepada Allah dan Rosul-Nya, sebab ia tidak mendapat petunjuk dari jalan penyembuhan ini walaupun ia sangat menginginkannya, dan tidaklah ada manfa'at kepadanya tanpa seorang Guru Mursyid walaupun ia hafal 1000 kitab.
وَقَدْ أَجْمَعَ السَّلَفُ كُلُّهُمْ أَنَّ مَنْ لَمْ يَصِحَّ لَهُ نَسَبُ الْقَوْمِ لاَيَجُوْزُ أَنْ يُلَقِّنَهُمْ ذِكْرََا وَلاَ شَيْيءََا مِنَ الطَّرِيْقِ إِذَ السِّرُّ فِى الطَّرِيْقِ إِنَّمَا هُوَ ارْتِبَاطُ الْقُلُوْبِ بَعْضِهَا بِبَعْضِِ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صلىاللّه عليه وسلم إِلَى هَضْرَةِ الْحَقِّ جَلَّ جَلَّة. فَمَنْ لَمْ يَتَّصِلْ بِسِلْسِلَتِهِ بِالنَّبِيِّ صلىاللّه عليه وسلم وَلَا تُوءْ خَذُ مِنْهُ الْمُبَايَعَتُ وَاْلإِجَازَةُ, لِأَنَّ الطَّرِيْقَ إِلَى الْحَقِّ تَعَالَى ظَاهِرُُ وَبَاطِنُُ, فَظَاهِرُهَا الشَّرِيْعَةُ وَبَاطِنُهَا الْحَقِيْقَةُ. فَالشَّرِيْعَةُ مُوءَيَّدَتُُ بِالْحَقِيْقَةِ وَالْحَقِيْقَةُ مُقَيَّدَةُُ بِالسَّرِيْعَةِ. فَكُلُّ شَرِيْعَةِِ غَيْرِ مُوءَيَّدَةِِ بِالْحَقِيْقَةِ فَغَيْرُ مَقْبُوْلَةِ, وَكُلُّ حَقِيْقَةِِ غَيْرِ مُقَيَّدَةِ بِالْسَّرِيْعَةِ فَغَيْرُ مَقْبُوْلَةِِ أَيْضََا.
Dan para ulama salaf telah bersepakat bahwa sesungguhnya orang yang secara tidak syah mengaku-aku mempunyai nasab (silsilah), maka tidak diperbolehkan untuk memberikan talqin dzikir dan tidak pula diperbolehkan mengajarkan apapun tentang tarekat, sebab rahasia di dalam tarekat adalah keterpautan hati satu dengan yang lainnya sampai kepada Rosululloh saw untuk mencapai Hadrot Allah 'azza jalallah, maka bagi orang yang silisilahnya tidak sampai kepada nabi dia tidak menjadi pewaris Rosululloh saw, tidak boleh memberikan baiat dan ijazah, dikarenakan tarekat adalah jalan menuju Allah ta'ala yang mempunyai lahir dan bathinnya. Adapun lahirnya adalah syari'at dan bathinnya adalah hakikat. Syari'at itu dikuatkan oleh hakikat dan hakikat itu diikat oleh hakikat. Apabila syari'at yang tidak dikokohkan oleh syari'at maka tidak bisa diterima, dan demikian pula hakikat yang tidak diikat oleh syari'at tidak dapat diterima pula.
(Miftahush Shudur zuz I fasal 2)
***