Pair of Vintage Old School Fru
HARI NAHAS

Adanya hari nahas pada suatu bulan, tidak dapat dibantah oleh seorang muslim walaupun banyak yang tidak percaya, karena Allah swt telah berfirman:

"Kami menghembuskan badai dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan di akhirat lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi pertolongan".
(Fushshilat/14:16).

"Sesungguhnya Kami menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus".
(AlQomar/54:19).

Diriwayatkan dalam kitab Jawahirul Kalam jilid 18, hlm 161, Ali bin Abi Tholib berkata:

"Dalam setahun ada 24 hari nahas dan tercela, tidaklah sempurna rencana yang dilakukan di dalamnya, tidak baik ma'isyah anak yang lahir di dalamnya, tidak menang orang yang berperang di dalamnya, dan tidak tumbuh tanaman yang ditanam di dalamnya. Dalam setiap bulan ada dua hari, yaitu:
11 dan 14 Muharrom,
01 dan 20 shofar,
10 dan 20 Robi'ulawal,
01 dan 11 robi'ulakhir,
10 dan 11 jumadilawal,
10 dan 14 jumadilakhir,
11 dan 13 Rajab,
04 dan 20 Sya'ban,
03 dan 20 Romadlon,
06 dan 08 Syawal,
06 dan 10 Dzulqoidah,
08 dan 20 Dzulhijjah".

Dalam kitab Biharul Anwar jilid 98, hlm 291, Imam Ja'far Shodiq menerangkan tentang hari nahas pada hari asyura:

"Jika kamu mampu pada hari itu, janganlah kamu keluar untuk mencapai hajat, karena hari itu adalah hari nahas, tidak tercapai hajat seorang mukmin, dan jika kamu mencapainya tidak ada keberkahan dan tidak ada bimbingan di dalamnya, dan pada hari janganlah kamu menyimpan sesuatu di rumahmu, barangsiapa yang menyimpannya pada hari itu, ia tidak memberi keberkahan padanya dan pada keluarganya".

Dan pada Biharul Anwar jilid 12, hlm 151 Imam Ja'far Ash-Shidiq berkata:

"Paling banyak bala' dalam satu tahun adalah di bulan shafar, maka hendaknya kamu berhati-hati dalam semua harinya terutama pada hari rabu yang terakhir".

Imam Musa Al-Kazhim berkata dalam kitab Al-faqih 3: 403:

"Barangsiapa yang melakukan pernikahan pada hari Mahaq (tgl 29 dan 30 bulan Hijriyah), maka terimalah keguguran anaknya".

Dari sekian banyak jumlah hari nahas dalam setahun, bulan shofar adalah bulan yang dianggap bulan kesialan, karena banyaknya riwayat yang menerangkan tentang banyaknya bala pada bulan tersebut sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Ja'far Ash-shodiq di atas.

Benarkah bulan shofar atau hari-hari nahas merupakan kesialan?

Bagi yang mempercayai bulan shofar atau hari nahas merupakan kesialan, maka hal tersebut adalah benar. Begitu pula bagi yang yakin bahwa semua bulan atau semua hari adalah baik, itu juga benar, karena banyak ulama yang mengatakan bahwa bulan shofar adalah "Shofarul Khoir" (Shofar yang penuh kebaikan) di mana Rosul saw dalam suatu riwayat telah menikahkan Ali bin Abu Tholib kepada putrinya yaitu Siti Fathimah.

Malah Nabi saw bersabda:

"Tidak ada 'adwaa (penularan penyakit), thiyaroh (prasangka akan mendatangkan sial), hamah (melihat hewan yang dianggap sial) dan shofar (bulan bala)".
(Shohih Bukhori-Muslim, sunan Abu Daud dan Musnad Ahmad bin Hambal).

Kebaikan dan kesialan pada suatu hari itu tergantung pada sugesti seseorang. Apabila pada sugesti seseorang telah menyangka bahwa hari itu adalah hari sial, maka 99% kesialan telah didapat oleh orang tersebut, sebagaimana Allah telah berfirman dalam hadits qudsi:

"Aku ini tergantung prasangka hambaku".

Dalam AlQuran pun Allah swt telah berfirman:

"Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahanam. Dan (neraka jahanam) itulah sejahat-jahat tempat kembali".
(Al-Fath/48:6)

Dari beberapa firman Allah tersebut, kita bisa mengambil suatu pelajaran, bahwa apabila kita berprasangka terhadap sesuatu, baik secara lisan maupun di dalam hati, maka Allah akan menjadikan sesuatu tersebut sesuai dengan apa yang kita sangka.

Oleh karena itu, kesialan dan keberuntungan di dalam hidup tergantung prasangka kita, apakah itu su-udzon (buruk sangka) ataukah husnudzon (baik sangka). Begitu pula dengan hari nahas ataupun segala kesialan yang terdapat dalam bulan shofar.

Ada suatu contoh, seekor anjing yang bagaimanapun buasnya, terhadap tuannya dia akan selalu menurut dan sangat jinak, malah boleh dikatakan manja. Itu dikarenakan si tuan memelihara dan memberi makan anjing tersebut dengan baik. Begitu pula dengan hari nahas pada suatu bulan, dia akan jinak terhadap siapa saja yang mau memeliharanya dengan baik.

Lalu apa dan bagaimana memelihara hari-hari nahas tersebut?

Untuk memelihara hari nahas tersebut sehingga tidak menimbulkan kesialan (tentunya dengan izin Allah), maka kita perlu pada hari tersebut melakukan sesuatu yang disukai oleh "Sang Mpu"nya hari nahas tersebut, yaitu Allah azza wa jalla, dengan melakukan amal saleh yang telah dianjurkan dalam syari'at islam, seperti berdzikir, berdo'a, sholat, shodaqoh dan apa saja yang menyenangkan orang lain.

Amal saleh menurut syari'at islam sangat banyak ragamnya, yang di antaranya adalah:
1. Sholat sunnat Lidaf'il Bala:
- Sholat Lidafil Bala Harian
- Sholat Lidafil Bala Pada Bulan Shofar
2. Istighfar Shofar
3. Doa Rihil Ahmar
4. Shodaqoh Kifarat Tolak Bala.
5. Berhusnudzhon (berbaik sangka).

Dengan amalan-amalan tersebut (apabila Allah berkehendak) akan menolak bala dan menjadikan hari nahas menjadi suatu hari keberuntungan.

Bagaimana tidak akan menjadi hari keberuntungan, karena segala sesuatu atas dasar taat kepada Allah dan kepada Rosul-Nya (dengan melaksanakan syari'atnya) akan menghasilkan suatu keberuntungan, kenikmatan dan kesentausaan, sebagaimana firman Allah:

"Dan barangsiapa yang ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih".
(Al-Fath/48:17).

Dan begitu pula sebaliknya, walaupun suatu hari tidak dianggap sebagai hari nahas, tetapi apabila kita jauh daripada Allah dan tidak melaksanakan ketentuan syari'at Nabi saw, maka jelas hari itu adalah hari kesialan.

***