PONDOK PESANTREN SURYALAYA
Desa Tanjungkerta - Kecamatan Pagerageung 46158
Telp. (0265) 454830-455801 Fax. (0265) 455830



PONDOK PESANTREN SURYALAYA
Desa Tanjungkerta - Kecamatan Pagerageung 46158
Telp. (0265) 454830-455801 Fax. (0265) 455830





Disalin dan diposting ulang oleh Abdul Ghoets dari http://www.suryalaya.org
 « Kembali 
 

PONDOK PESANTREN SURYALAYA
Desa Tanjungkerta - Kecamatan Pagerageung 46158
Telp. (0265) 454830-455801 Fax. (0265) 455830

SURAT EDARAN
NOMOR : 045.PPS.VIII.2012

TENTANG
HIMBAUAN DAN AJAKAN


Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Dalam suasana bulan suci Ramadhan 1433 H dan menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1433 H, kami Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan segenap Keluarga Syaikh KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin ra. mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa semoga kita semua senantiasa dalam ampunan Allah swt. Serta menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1433 H Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan segenap Keluarga Syaikh KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin ra. mengucapkan “Minal ‘Aidin Walfaizin” mohon maaf lahir dan batin.

Menyikapi situasi yang berkembang dikalangan ikhwan/akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya yang berkaitan dengan fenomena/issue tentang Mursyid sepeninggal Pangersa Abah Anom maka dengan ini kami permaklumkan dengan hormat kepada seluruh Wakil Talqin TQN Pondok Pesantren Suryalaya, Pengurus Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya (Korwil, Perwakilan dan Pembantu Perwakilan) dan seluruh Ikhwan/Akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya, bahwa :


Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Suryalaya secara tegas tidak mengakui pengakuan seseorang sebagai MURSYID Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya sepeninggal Pangersa Abah Anom karena sepanjang yang kami ketahui dari telaah dokumen ( Amanat, Maklumat Pangersa Abah Anom selaku Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya ) sampai saat ini tidak ditemukan adanya bukti-bukti otentik adanya pelimpahan kemursyidan dari beliau kepada siapapun dan tidak ada penambahan Wakil Talqin baru sepeninggal beliau.
Selanjutnya apabila ada pengakuan sepihak dari seseorang yang mengaku sebagai Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya sepeninggal Pangersa Abah Anom selaku Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya maka kami Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Suryalaya tidak turut campur pada urusan tersebut dan segala akibat yang timbul karenanya menjadi tanggungjawab yang bersangkutan. Sepeninggal Pangersa Abah Anom Selaku Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya yang selama ini kita amalkan, masih tetap berkembang di masyarakat tetap berjalan dan tidak terdapat perubahan artinya masih tetap sejalan dengan TANBIH wasiat Pangersa Guru Almarhum Syaikh H. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra., Uqudul Jumaan, Mifathus Sudur, serta Maklumat dan Amanat Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya Syaikh H. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra.
Ikhwan/akhwat Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya masih terus berkembang terbukti dengan masih banyaknya para tamu yang datang ke Pondok Pesantren Suryalaya meminta Talqin dzikir dan mengamalkan amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, terutama dalam waktu Pengajian Manaqiban tiap tanggal 11 Hijriyah.
Bagi daerah–daerah yang Wakil Talqinnya atau Pembina di daerahnya telah meninggal dunia, Pembinaan kepada Ikhwan/akhwat masih tetap berjalan oleh Para Pembina, Pengurus Yayasan, Sesepuh Manaqib dan Khataman, Mubaligh/Mubalighah dari daerah lain yang terjangkau. Oleh karena itu para ikhwan/akhwat Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya hendaklah senantiasa tetap tenang, istiqomah melaksanakan amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya baik harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Apabila terjadi penyimpangan sepeninggal Pangersa Abah Anom maka Abah tidak bertanggung jawab. sebagaimana ditegaskan dalam Maklumat Pangersa Abah Nomor : 03.PPS.V.2002 butir 5 yang berbunyi “ Agar tetap menjaga diri tidak berbuat yang bertentangan dengan petunjuk, pedoman, bimbingan dan pengajaran yang telah ditetapkan dalam amalan TQN Pondok Pesantren Suryalaya, baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara organisasi, bagi mereka yang melakukan penyimpangan atau perekayasaan terhadapnya maka Abah tidak ikut bertanggungjawab dan segala akibat yang ditimbulkan karenanya menjadi tanggungjawab orang yang bersangkutan”
Demikian himbauan ini kami sampaikan, semoga dapat diindahkan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya kita berdo’a semoga kita senantiasa dapat melaksanakan amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya secara istiqomah, semoga kita diakui menjadi muridnya dan mendapat limpahan barokah dari Almukarom Pangersa Abah Anom serta Almukarom Pangersa Abah Sepuh serta karomah dari Tuan Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani qs. serta Syafa’at dari jungjunan kita Nabiyullah Muhammad Saw.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Suryalaya, 14 Ramadhan 1433 H
3 Agustus 2012 M


Disalin dan diposting ulang oleh Abdul Ghoets dari http://www.suryalaya.org
 « Kembali 
 

PONDOK PESANTREN SURYALAYA
Desa Tanjungkerta - Kecamatan Pagerageung 46
Telp. (0265) 454830-455801 Fax. (0265) 455830

IJMA WAKIL TALQIN TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA dan AHLI WARIS SYEKH MURSYID KH. AHMAD SHOHIBULWAFA' TAJUL ARIFIN ra. serta SYEKH ABDULLAH MUBAROK BIN NOOR MUHAMMAD ra.

TENTANG KLAIM KEMURSYIDAN KH. ABDUL GAOS SM dan PENDUKUNGNYA K.H. MUHAMMAD SHOLEH

Hari Minggu, Tanggal 15 September 2013 M / 9 Dzulqo'dah 1434 H

DASAR HUKUM DAN PERTIMBANGAN

1. SURAT PERNYATAAN No. 211.PPS.X.1998 dari KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin ra. selaku GURU MURSYID Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah sekaligus SESEPUH Pondok Pesantren Suryalaya yang telah menunjuk:

- KH Noor Anom Mubarok, BA,
- KH Zaenal Abidin Anwar, dan
- KH Dudun Noorsaiduddin Ar.

sebagai "PENGELOLA, PEMELIHARA DAN PELESTARI" Pondok Pesantren Suryalaya sekaligus "TEMPAT BERKONSULTASI BAGI MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN
DENGAN KEBIJAKAN LEMBAGA, FISIK BANGUNAN, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN, DAN PEMBINAAN IKHWAN THARIQAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA".

2. MAKLUMAT SESEPUH PONDOK PESANTREN SURYALAYA Nomor : O1.PPS.V.2002 poin 5 yang berbunyi : "Menjaga diri agar tidak berbuat yang bertentangan dengan petunjuk, pedoman, tuntunan, bimbingan dan pengajaran yang telah ditetapkan dalam amalan Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara organisasi, bagi mereka yang melakukan penyimpangan atau perekayasaan terhadapnya, maka Abah tidak ikut bertanggungjawab dan segala akibat yang timbul karenanya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan."

3. IJMA PARA WAKIL TALQIN TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA Pada 40 Hari
Wafat Abah Anom yang MENERIMA DAN MENDUKUNG KEPEMIMPINAN KETIGA
ORANG TERSEBUT DI ATAS DAN SELANJUTNYA DISEBUT SEBAGAI PENGEMBAN AMANAH, sehingga dengan demikian tidak terjadi kekosongan kepemimpinan dan tidak diperlukan adanya pemimpin lain bagi Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya.

4. Kesepakatan Keluarga dan Ahli Waris Syekh Mursyid KH. Ahmad shohibulwafa' Tajul Arifn ra. maupun Syekh Abdullah Mubarok bin Noor Muhammad ra. yang tetap berpegang pada semua Maklumat dan Pernyataan Abah Anom serta mendukung segala keputusan/ijma para Wakil Talqin Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya.

MEMPERHATIKAN:

1. KH. Abdul Gaos SM., berdasarkan pengakuannya di berbagai ceramah dan buku/terbitan yang diedarkannya, atau oleh para pendukungnya, secara sepihak dan tanpa adanya bukti/saksi yang sah telah MENGAKU SEBAGAI MURSYID KE-38 THARIQAH QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA.

2. KH. Abdul Gaos SM., berdasarkan Kitab Uquudul Jumaan (Amalan Thoreqot Qadiriyah wan Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya), yang diterbitkan oleh CV. Wahana Karya Grafika (Bandung) secara illegal dan tanpa seijin Pondok Pesantren Suryalaya telah MENGUBAH AMALAN INTI THARIQAH QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA pada AMALAN DZIKIR HARIAN, DZIKIR KHATAMAN, TAWASSUL, DAN DAFTAR SILSILAH MURSYID.

3. KH. Abdul Gaos SM., dengan tindakan-tindakannya itu, telah MENYIMPANG DARI AJARAN WALI MURSYID TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA, MERUSAK AJARAN TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA, DAN MEMECAH BELAH IKHWAN THARIQAH QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA.

4. Semua perbuatan KH. Abdul Gaos SM. tersebut di atas didukung pula oleh H. Muhammad Sholeh dari Jakarta.

MENIMBANG

Perlu ada penyikapan tegas untuk mencegah terjadinya kekeliruan persepsi dan tindakan dari para ikhwan/akhwat Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, masyarakat luas, dan Pemelintah Republik Indonesia terhadap perbuatan KH. Abdul Gaos SM. dan KH. Muhammad Sholeh tersebut.

Maka, para Wakll Talqin Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya dan Ahli Waris Syekh Mursyid KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra. maupun Syekh Abdullah Mubarok bin Noor Muhammad ra. dalam pertemuan hari ini, Ahad 15 September 2013 M / 9 Dzulqo'dah 1434 H, telah berijma dan sepakat untuk :

MENETAPKAN DAN MEMUTUSKAN :

1. Tidak menerima pengakuan KH. Abdul Gaos SM. sebagai Mursyid ke-38 Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya.

2. Tidak menerima pengakuan KH. Abdul Gaos SM. Sebagai Penerus Guru Mursyid Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya Syekh KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra.

3. Tidak lagi mengakui KH. Abdul Gaos SM. dan KH. Muhammad Sholeh sebagai Wakil Talqin Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya.

4. Memerintahkan kepada KH. Abdul Gaos SM. dan KH. Muhammad Sholeh untuk tidak lagi menggunakan nama, simbol, serta segala atribut Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya dalam berbagai kegiatannya dan menarik semua buku dan terbitan (cetak maupun elektronik) yang mereka buat yang berkaitan dengan Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya terutama buku "Uqudul Jumaan" dan "Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara".

5. Menyerukan kepada para ikhwan/akhwat Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, yang telah hilap mengikuti langkah keliru kedua orang tersebut karena berbagai keterbatasan Pengetahuannya, agar segera bertaubat dan kembali melaksanakan amaliah Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya yang sesungguhnya sebagaimana yang telah digariskan dan di amalkan oleh Pangersa Guru Mursyid Syekh K.H Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra. yang diterima dari Syekh K.H.Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra.

Keputusan ini ditandatangani di : Patapan Suryalaya Pada hari : Ahad, 15 September 2013 M / 9 Dzulqo'dah 1434 H Oleh :

1. KH. Zaenal Abidin Anwar (Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya) - (ditandatangani)

2. Wakil Keluarga Syekh Mursyid Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pcsantren Suryalaya :

a. Ummi Hj. Yoyoh Sofiyah - (ditandatangani)
b. H. Didin Hidir Ar. - (ditandatangani)
c. H. Kankan Zulkarnaen TA - (ditandatangani)
d. H. Baban Ahmad Jihad S.B - (ditandatangani)

3. Wakil Keluarga Syekh KH. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra. (Abah Sepuh) :

a. Rd. Djaja Suratmadja - (ditandatangani)
b. RH. Mamat Rahmat - (ditandatangani)

4. Para Wakil TQN Pondok Pesantren Suryalaya (daftar nama dan tanda tangan terlampir).

DAFTAR HADIR SILATURAHMI WAKIL TALQIN TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA

15 - 16 September 2013 M / 9 - 10 Dzulqo'dah 1434 H

1. KH. R. ABDULLAH SYARIF
2. HAJI ALI BIN HAJI MOHAMED
3. H. MOHAMED TRANG BIN ISSA - (ditandatangani)
4. HJ. MOHD. ZUKI AS SYUZAK - (ditandatangani)
5. USTADZ LUKMAN NULHAKIM - (ditandatangani)
6. KH. ZAENAL ABIDIN ANWAR
7. ABDUL GAOS SM - (DICORET)
8. KH. ZEZEN ZAENAL ABIDIN B.A. - (ditandatangani)
9. PROF. DR. H. JUHAYA S. PRAJA - (ditandatangani)
10. DRS. KH. ARIEF ICHWANIE A.S. - (ditandatangani)
11. KH. MOHAMMAD HELMI BASYAIBAN
12. KH. M. THOHA ABDURRAHMAN
13. KH. MUHAMMAD NUR FATAH
14. KH. AHMAD JAHRI ANWAR
15. SYEKH ABDUL LATIF DELI
16. USTADZ H. MANSUR BIN SALEH - (ditandatangani)
17. DRS. KH. WAHFIUDIN, MBA. - (ditandatangani)
18. PROF. DR. H. A. TAFSIR, MA
19. KH. BEBEN MUHAMMAD DABBAS - (ditandatangani)
20. KH. MIFTAH MINTARKAM - (ditandatangani)
21. KH. MOHAMMAD BUSYAERI - (ditandatangani)
22. HJ. ABD. MANAN BIN MUHAMMAD
23. KH. AHMAD SANUSI IBRAHIM
24. KH. MOCH. ALI HANAFIAH AKBAR - (ditandatangani)
25 KH. ISKANDAR ZULKARNAEN - (ditandatangani)
26. TGK. H. SULFANWANDI, S.Ag
27. TUN HAJI SAKARAN BIN DANDAI
28. H. MUHAMMAD SALEH - (DICORET)
29. KH. MIFTAHUL MANAN
30. DRS. H. ANHARI BASUKI, SU - (ditandatangani)
31. DRS. H. MUHAMMAD RUSFI, M.Ag
32 DRS. H. NUR MUHAMMAD SUHARTO - (ditandatangani)
33. KH. THOHIR ABDUL QOHIR - (ditandatangani)
34 USTADZ M. SIRODJUDDIN RUYANI - (ditandatangani)
35. USTDZ SHAIFUDIN MAULUP - (ditandatangani)
36. DRS. KH. SANDISI - (ditandatangani)
37. KH. AMIN ABDULLAH - (ditandatangani)
38. USTADZ KHOLIL SA'ID - (ditandatangani)
39. ABD. MANAF BIN ABIDALLAH - (ditandatangani)
40. H. FADLI MUNTAHI - (ditandatangani)
41. H. MAIMUN BUSTHAMI - (ditandatangani)
42. H. AHMAD ATHDRID SIRAJ - (ditandatangani)
43. H. SYAIFULLH,BA - (ditandatangani)
44. H. HASIM SANUSI - (ditandatangani)
45. Drs. KH. SYAKERANI NASERI - (ditandatangani)
46. MUZAKKI, s.Ag - (ditandatangani)
47. H. ABDURRAHMAN HASAN - (ditandatangani)
48. H. ACHMAD ZUHRI - (ditandatangani)
49. SAPRULLOH - (ditandatangani)
50. Drs. H. MALIKI THOHIR - (ditandatangani)
51. Drs. SYAMSURIJAL - (ditandatangani)
52. H. AAH ZAENAL ARIFIN - (ditandatangani)
53. H. ASEP SAMSURIZAL H.,S.Ag, M.SI - (ditandatangani)

***

Sumber : www.suryalaya.org

Lihat surat aslinya di sini

 « Kembali 
 



AMALAN DI BULAN RAJAB

Oleh Abdul Ghoets

RAJAB DAN KEMULIANNYA

Diriwayatkan oleh Al-imam Ibnu ‘Asakir dari Abu Umamah RA bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ada lima malam yang tidak akan ditolak do'a-do'a di dalamnya, malam pertama bulan rajab, malam pertengahan sya’ban (nisfu sya’ban), malam jumat, malam idul fitri dan malam idul adha”.

Allah berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (mulya). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu".
(QS. At Taubah 36)

Nabi Muhammad saw telah menjelaskan bahwa empat bulan tersebut adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.

Dalam beberapa keterangan riwayat, baik yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Muslim dan sebagian besar ulama berpendapat bahwa dari keempat bulan ini yang paling utama adalah bulan Rajab, sementara yang lain berpendapat bulan Muharram.

Sahabat Ibnu Abbas ra mengatakan tentang kemulyaan empat bulan ini: "Allah telah mengkhususkan empat bulan, di mana Allah menjadikannya penuh kemulyaan, dosa-dosa di bulan ini lebih besar daripada bulan lainnya, begitu pula amal sholeh dan pahala".

Nabi Muhammad saw menunjukkan kemulyaan bulan Rajab ini dengan haditsnya: "Rajab adalah Bulannya Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”.
(HR. Abul Fath bin Abil Fawaris dari Hasan al Bashri, hadits mursal)

Sebgian ulama berkata bahwa bulan Rajab adalah bulan "Istighfar" artinya bulan yang sangat layak bagi umat untuk memperbanyak istighfar dan taubat di dalamnya, sebagian berkata Rajab adalah bulan "Rahmah" artinya bulan yang penuh dengan Rahmat Allah swt, yang lain berpendapat Rajab adalah bulan "Ar-Rajm" artinya bulan yang di dalamnya dirajam (dijauhkannya) musuh dan syaitan dari para Auliya’ dan dari para Sholihin.

Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa Rajab adalah bulan "Penanaman Benih", Sya’ban bulan untuk "Menyirami Benih" dan Ramadhan adalah bulan untuk "Menuai Hasil" dari benih itu, yaitu amal sholeh.

Sebagian yang lain mengatakan rajab adalah "Mausimut Tijaaroh" artinya "saat untuk berdagang", yaitu bulan memperbanyak keuntungan dengan bermu’amalah (memperbanyak amal sholeh dan ibadah).

Pada bulan rajab ini terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw, yaitu pada malam 27 Rajab.

Berkenaan dengan Isra’ Mi’raj ini Allah SWT berfirman dalam Al Quran:

"Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
(Al-Israa : 1)

Begitu banyak hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Muslim, Ahmad bin Hambal, At-Tirmidzi, An-Nasai, Baihaqi, Ibnu Jarir At-Thabari dan lainnya, yang terambil dari riwayat para Sahabat yang di antaranya dari Abu Hurairah, Abu Dzar, Ibnu Mas'ud, Ibnu 'Abbas, Abu Sa'id al Khudry, Syaddad bin Aus, Ubay bin Ka'ab dan lainnya, yang menjelaskan bahwa setiap keterangan atau riwayat tentang peristiwa isro mi'roj adalah riwayat Mutawaatiroh, artinya "barang siapa yang mengingkarinya maka kafirlah orang tersebut", sebab selain status haditsnya adalah hadits mutawatir juga peristiwa ini tergolong 'ulima minad diin bidh-dhoruroh, artinya diketahui secara umum oleh seluruh lapisan ummat dan tidak tersembunyi.


Adapun amalan di bulan rajab di antaranya adalah:

1. Mandi Taubat pada hari pertama, pertengahan dan hari terakhir di bulan rajab.

2. Melaksanakan Shalat Sunnat Rajab pada malam tanggal 1, malam jum'at pertama, malam tanggal 15 dan malam terakhir bulan rajab.

3. Memperbanyak membaca Tasbih.

4. Memperbanyak membaca Istighfar.

5. Memperbanyak sedekah.

6. Berpuasa sunnat selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 16, 19, 20 hari atau sebulan penuh sepanjang bulan rajab, atau pada tanggal 1, 13, 14, 15, 20, 27 dan pada hari terakhir bulan rajab, atau pada hari kamis pertama bulan rajab, atau berpuasa sehari pada salah satu hari jum'at atau hari sabtu atau pada dua hari tersebut di bulan rajab.

MANDI TAUBAT

Mandi taubat disunnahkan pada hari pertama, pertengahan dan hari terakhir bulan rajab (artinya pada tanggal 1, 15 dan tanggal 29 atau 30 rajab).

Bersabda Nabi saw:

أكرموا رجب يكرمكم الله ألف كرامة يوم القيامة ومن اغتسل أول رجب وأوسطه وآخره خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه

"Muliakanlah bulan Rajab (dengan tidak melakukan maksiat serta memperbanyaki thoat), niscaya Allah SWT akan memuliakan kalian dengan 1.000 kemuliaan besok pada hari kiamat. Dan barang siapa mandi (taubat) pada permulaan bulan Rajab, dan pada pertengahan serta akhir bulan Rajab, niscaya diampuni dosanya bagaikan bayi yang baru terlahir ke dunia".

Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Mursyid Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya) mengajarkan kepada murid-muridnya senantiasa mendawamkan setiap malam pada waktu dini hari (sekitar jam 2 malam) untuk melaksanakan Mandi Taubat sebelum pelaksanaan Qiyamul Lail (shalat-shalat sunnat malam) dengan tata caranya seperti mandi junub, yaitu mengucurkan air dari ujung rambut sampai telapak kaki, dengan memulai kucuran air pertama pada kepala sambil membaca do'a:

ربى انزلنى منزلا مباركا وانت خير المنزلين


robbii angzilnii mungzalam mubaarokaw wa angta khoirul mungziliin

"Wahai Tuhan-ku, turunkanlah Rahmat-Mu pada diriku (dengan menempatkan aku) pada tempat yang penuh berkah, dan Engkaulah sebaik-baiknya tempat".


SHALAT SUNNAT RAJAB

Salah satu dari amalan yang mulia di bulan rajab adalah melaksanakan shalat sunnat, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Tsauban ra:

مر على قبور فبكى فقال يا ثوبان هؤلاء يعذبون في قبورهم فدعوت الله أن يخفف عنهم يا ثوبان لو صام هؤلاء يوما من رجب وقاموا ليلة ما عذبوا فقلت يا رسول الله بصوم يوم وقيام ليلة يمنع عذاب القبر

قال نعم والذي نفسي بيده ما من مسلم ولا مسلمة يصوم يوما من رجب ويقوم ليلة إلا كتب الله له عبادة سنة صوم نهارها وقيام ليلتها

Suatu ketika Nabi Muhammad saw melewati kuburan, kemudian beliau menangis dan bersabda : "Tasuban, sesungguhnya mereka penghuni kuburan sedang disiksa, aku kemudian memohon kepada Allah swt agar meringankan siksa mereka. Andaikan dulu (semasa hidupnya) mereka pernah puasa Rajab sehari saja dan qiyamul lail (sholat malam di bulan Rajab) semalam saja, niscaya mereka tidak akan disiksa".

Aku (Tasuban) bertanya : "Wahai Rasuulullah, apakah dengan puasa sehari dan qiyamullail semalam saja mereka selamat dari siksa kubur ?".

Nabi saw bersabda : "Benar, demi Allah swt yang diriku dalam kekuasaan-Nya. Tiada seorang muslim laki-laki maupun perempuan yang puasa Rajab sehari dan Qiyamul Lail semalam kecuali Allah swt tetapkan untuknya ibadah setahun penuh dengan selalu berpuasa dan qiyamul lail".

TATA CARA SHOLAT SUNAT RAJAB


Shalat sunnat ini dilaksanakan pada malam tanggal 1, malam Jum'at pertama, malam tanggal 15 dan malam terakhir tanggal 29/30 bulan rajab.

Adapun cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. PADA MALAM TANGGAL 1 BULAN RAJAB

1) Melaksanakan shalat sunnat sebanyak 10 raka'at (5 kali salam)


2) Niatnya :

Usholli sunnatan syahri rojaba rok'ataini lillahita'ala.


3) Bacaaannya tiap ba'da Fatihah:

- Surat al-Ikhlas 3x.

- Surat al-Kafirun 3x.


4) Setelah salam akhir membaca do'a:

"laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah. Lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun. Laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Allahumma laa maani'a limaa a'thoita wala mu'thi lima mana'ta wa laa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu".


2. PADA MALAM JUMAT PERTAMA BULAN RAJAB

1) Melaksanakan shalat sunnat sebanyak 12 raka'at (6 kali salam)

2) Niatnya sama dengan di atas.

3) Bacaaannya tiap ba'da Fatihah:

- Surat al-Qodar 3x.

- Surat al-Ikhlas 12x.

4) Setelah salam akhir membaca sholawat sebanyak 70 kali:

"allohumma sholli 'ala muhammadininnabiyyil ummiyi wa 'alaa alihi wasallim".

5) Kemudian sujud sambil membaca tasbih sebanyak 70 kali:

"subbuhun quddusun robbul malaaikati warruhi".

6) Kemudian duduk sambil membaca tasbih sebanyak 70 kali:

"robbigfir warham watajawwaz 'amma ta'lamu fainnaka antal 'azizul a'dzhom".

7) Kemudian sujud lagi sambil membaca tasbih seperti pada sujud pertama.

8) Selanjutnya setelah bangkit dari sujud yang kedua membaca do'a rajab:

"alloohumma thohhir lisaanii minal kidzbi wa qolbii minnifaaqi wa'amalii minarriyaa-i wabashorii minalkhiyaanati fa-innaka ta'lamu

khoo-inatal a'yuni wamaa tukhfish shuduur".

Catatan:

- Do'a Rajab ini sebaiknya juga dibaca pada setiap berdo'a.

- Besoknya, yaitu pada hari kamisnya disunnatkan berpuasa.


3. PADA MALAM TANGGAL 15 BULAN RAJAB

Pelaksanaannya sama seperti pada malam tanggal 1.

Setelah salam akhir membaca do'a:

"laa ilaaha illalahu wahdahu la syariikalah Lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun. Laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Ilaahan waa hidan ahaadan shomadan fardan witron lam yattakhidz shoohibatan wa laa waladan".


4. PADA MALAM TANGGAL 29/30 BULAN RAJAB

Pelaksanaannya sama seperti pada malam tanggal 1. Setelah salam akhir membaca do'a:

"laa ilaaha illalahu wahdahu la syariikalah Lahul mulku walahulhamdu yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun. Laa yamuutu biyadihil khoiru wahuwa 'ala kulli syaiin qodiir. Wa shollallohu 'ala sayyidina muhammadin wa 'alaa alihitthohiriina wa lahaula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil adzhim".


5. BACAAN TASBIH PADA BULAN RAJAB

1) Tanggal 1-10:

سبحان الله الحي القيوم

"subhaanalloohhil hayyil qoyyuum" (100x).

2) Tanggal 11-20:

سبحان الله الأحد الصمد

"subhaanalloohhil ahadish shomad" (100x).

3) Tanggal 21-30:

سبحان الله الرءوف

"subhaanalloohhir ro-uuf" (100x).


MANFA'AT SHALAT SUNNAT RAJAB

Shalatlat sunat rajab ternyata bisa menjadi obat (semacam teraphy) untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit kejiwaan, yang di antaranya adalah:

1. Menambah-nambah keyakinan akan ka-Tauhid-an Allah dalam segala hal.

2. Mengurangi ketergantungan kepada selain Allah.

3. Menambah-nambah keberkahan dalam keluarga.

4. Menumbuhkan rasa tawadlo (rendah hati dan tidak sombong).

5. Mengurangi ke-syirikan dalam hati terhadap Allah.

6. Mengurangi keinginan untuk selalu ingin dituruti ucapan dan perbuatan kita oleh orang lain.

7. Menumbuhkan rasa toleransi dalam agama, tetapi juga memperkuat kepanatikan dalam pengamalan ibadah oleh diri sendiri.

8. Menumbuh kembangkan keinginan untuk selalu berdzikir (mengingat) kepada Allah.

9. Menumbuhkan keinginan untuk selalu menjaga kehormatan diri sendiri.

10. Menambah-nambah rasa kecintaan kepada Nabi Muhammad saw.

11. Menumbuh kembangkan rasa keinginan untuk ta'at kepada Allah dan Rosulnya.

12. Menambah-nambah keinginan untuk tidak berbohong dalam berbicara.

13. Menumbuh kembangkan keinginan untuk menjauhi kesombongan.

14. Menambah-nambah keinginan untuk menjaga mata dari melihat aurat lawan jenis.

15. Menumbuh kembangkan kesadaran untuk selalu menjaga hati dari tidak berdzikir kepada Allah.

16. Menumbuh kembangkan keinginan untuk selalu bersuci dari hadats dan najis yang terdapat pada badan, tempat, pakaian, harta dan hati.

17. Menumbuh kembangkan merasa selalu dilihat dan diperhatikan segala perbuatan dan tingkah laku oleh Allah swt.

18. Menambah-nambah keinginan selalu menerima dan berterima kasih atas segala hal pemberian Allah.

MEMPEBANYAK MEMBACA TASBIH DI BULAN RAJAB

Pada sebuah hadits diterangkan bahwa:

سئل النبي صلى الله عليه وسلم عمن عجز عن صيام رجب ما يصنع قال يتصدق كل يوم برغيف قيل فإن لم يجده قال يقول سبحان من لا ينبغي التسبيح إلا له سبحان الأعز الأكرم سبحان من له العز وهو له

أهل


"Baginda Nabi SAW ditanya tentang orang yang tidak mampu puasa Rajab, apakah yang dia lakukan sebagai gantinya, maka Nabi SAW menjawab : "Hendaknya bersedekah setiap hari dengan sepotong roti". Kemudian ditanyakan lagi bagaimana jika tidak mampu setiap hari bersedekah sepotong roti?, maka Beliau SAW menjawab : "Hendaknya dia mengucapkan tasbih:

سبحان من لا ينبغي التسبيح إلا له سبحان الأعز الأكرم سبحان من له العز وهو له أهل

"Maha Suci Allah SWT Dzat Yang tiada pantas tasbih kecuali kepada-Nya. Maha Suci Allah SWT Dzat Yang Maha Mulia dzat Yang Maha Dermawan. Maha Suci Allah SWT Dzat Yang kemuliaan hanya bagi-Nya semata, dan Dia-lah yang berhak memilikinya".

Pada hadits lain juga disebutkan beberapa amalan tasbih di bulan rajab yang masyhur:

عن النبي صلى الله عليه وسلم من قال كل يوم من العشر الأول من رجب : سبحان الحي القيوم مائة مرة وكل يوم من العشرة الثاني مائة مرة : سبحان الله الأحد الصمد ومن العشر الثالث مائة مرة : سبحان
الله الرءوف لم يصف الواصفون ما يعطى من الثواب

Baginda Nabi SAW bersabda: "Barang siapa pada bulan Rajab, setiap hari mulai tanggal 1 sampai 10 mengucapkan 100 kali bacaan :

سبحان الله الحي القيو

"Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri".

Setiap hari mulai tanggal 11 sampai 20 mengucapkan 100 kali bacaan :

سبحان الله الأحد الصمد

"Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Esa Dzat Yang Maha Mencukupi segala kebutuhan hamba-Nya".

Setiap hari mulai tanggal 21 sampai akhir Rajab mengucapkan 100 kali bacaan :

سبحان الله الرءوف

"Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Belas kasih sayang", maka akan diberi pahala agung yang tidak bisa disifati (diketahui) oleh siapapun.

MEMPERBANYAK MEMBACA ISTIGHFAR DI BULAN RAJAB

Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra (Mursyid Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya) menerangkan sebuah hadits :

عن النبي صلى الله عليه وسلم من قال في رجب وشعبان ورمضان فيما بين الظهر والعصر أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه توبة عبد ظالم لا يملك لنفسه ضرا ولا نفعا ولا موتا ولا
حياة ولا نشورا، أوحى الله تعالى إلى الملكين أحرقوا كتاب سيئاته من ديوان صحيفته

Baginda Nabi SAW bersabda: "Barang siapa yang pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadlan, antara waktu dhuhur dan Ashar senantiasa membaca istighfar :

أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه توبة عبد ظالم لا يملك لنفسه ضرا ولا نفعا ولا موتا ولا حياة ولا نشورا

"Aku memohon ampunan kepada Allah SWT Dzat Yang Maha Agung Dzat Yang tiada Tuhan melinkan Dia, Dzat Yang Maha Hidup, Dzat Yang Maha Berdikari. Dan aku taubat (kembali) kepada-Nya dengan taubat yang sesungguhnya sebagai hamba yang dholim (aniaya), hamba yang tiada memiliki manfaat ataupun madlorot pada dirinya, juga tiada memiliki kehidupan, kematian dan kebangktan untuk dirinya", maka Allah SWT memerintahkan kepada malaikat pencatat amal agar memusnahkan catatan amal jeleknya.

Menurut Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra, istighfar tersebut selain diperbanyak dibaca di bulan rajab, sya'ban dan ramadlan, sangat baik pula dibaca di bulan shofar ataupun sepanjang tahun selama hidup.

MEMPERBANYAK BERSEDEKAH DI BULAN RAJAB

Shodaqoh dalam bulan rajab sangat dianjurkan sekali, karena kata rajab itu sendiri terdiri dari 3 huruf, yaitu ro, jim, dan ba.

Ro berarti Rohmat Allah. Jim berarti Juudullooh, yang artinya Kedermawanan Allah.
Ba berarti Birrulloh, yang artinya Kebaikan Allah.

Diriwayatkan oleh 'Uqbah bin Salamah bin Qais dari Nabi saw:
"Barang siapa bersedekah pada bulan rajab, Allah menjauhkannya dari neraka dengan jarak seperti seekor gagak yang sejak mulai menetas terus menerus terbang di udara sampai mati karena umur yang sudah tua. (ada yang mengatakan bahwa burung gagak bisa hidup selama 500 tahun)". Dengan kata lain orang yang bersedekah pada bulan rajab bisa menjauhkan dirinya dari neraka sejauh jarak 500 tahun.

Diriwayatkan oleh Salman Al-Farisi r.a. dari Nabi saw:

"Barang siapa berpuasa 1 hari bulan rajab, seolah-olah dia telah berpuasa 1000 tahun dan seakan dia telah memerdekakan 1000 budak. Barang siapa bersedekah pada bulan itu, seolah-olah dia bersedekah dengan 1000 dinar. Lalu ditetapkan dari setiap rambut yang ada pada tubuhnya dengan 1000 kebaikan, dan diangkat 1000 derajat, dihapuskan darinya 1000 keburukan, dan ditetapkan baginya pada setiap hari yang dia gunakan untuk berpuasa dan bersedekah itu dengan 1000 haji dan 1000 umroh, serta dibangunkan baginya di surga 1000 rumah, 1000 istana, dan 1000 kamar".

Begitu pula banyak disebutkan dalam hadits tentang keutamaan bersedekah di bulan rajab, yang di antaranya adalah:

من صام يوم السابع والعشرين من رجب وتصدق فيه كتب الله له بصيامه ألف حسنة وعتق ألف رقبة

Baginda Nabi SAW bersabda : "Barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab dan bersedekah, maka Allah SWT memberikan pahala seribu kebaikan untuknya dan memerdekaan seribu budak".

سئل النبي صلى الله عليه وسلم عمن عجز عن صيام رجب ما يصنع قال يتصدق كل يوم برغيف قيل فإن لم يجده قال يقول سبحان من لا ينبغي التسبيح إلا له سبحان الأعز الأكرم سبحان من له العز وهو له أهل


Baginda Nabi SAW ditanya tentang orang yang tidak mampu puasa Rajab, apakah yang dia lakukan sebagai gantinya, maka Beliau SAW menjawab : “Hendaknya bersedekah setiap hari dengan sepotong roti”. Kemudian ditanyakan lagi bagaimana jika tidak mampu setiap hari bersedekah sepotong roti, Maka Beliau SAW menjawab : “Hendaknya dia mengucapkan tasbih:

سبحان من لا ينبغي التسبيح إلا له سبحان الأعز الأكرم سبحان من له العز وهو له أهل

"Maha Suci Allah SWT Dzat Yang tiada pantas tasbih kecuali kepada-Nya. Maha Suci Allah SWT Dzat Yang Maha Mulia dzat Yang Maha Dermawan. Maha Suci Allah SWT Dzat Yang kemuliaan hanya bagi-Nya semata, dan Dia-lah yang berhak memilikinya".

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من تصدق في رجب باعده الله من النار كمقدار غراب طار فرخا حتى مات هرما

Baginda Nabi SAW bersabda : "Barang siapa yang sedekah pada bulan Rajab maka Allah SWT jauhkan dia dari neraka sejauh jarak terbang seekor burung elang yang terbang dari kecil hingga mati tua".

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من فرج عن مؤمن كربة في رجب أعطاه الله في الفردوس قصرا مد بصره

Baginda Nabi SAW bersabda : "Barang siapa melapangkan kesulitan seorang mukmin di bulan Rajab, maka Allah SWT berikan istana di surga Firdaus seluas pandangan matanya".

PUASA DI BULAN RAJAB

Puasa rajab hukumnya sunnah, artinya dilaksanakan mendapat pahala dan apabila tidak dilaksanakan tidak apa-apa.

Disebutkan pada sebuah Hadits:
"Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka jahanam. Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga. Dan bila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya".
(HR. AT-Thabrani dari Sa’id bin Rasyid)

Dari Abu Hurairah, "Barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan".
(Al-hadits)

Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib r.a. dari Rosululloh saw bersabda:
"Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung. Barang siapa berpuasa 1 hari pada bulan itu, Allah akan menetapkan baginya puasa 1000 tahun. Barang siapa berpuasa 2 hari pada bulan itu, Allah akan menetapkan baginya puasa 2 ribu tahun. Barang siapa berpuasa 3 hari pada bulan itu, Allah akan menetapkan baginya puasa 3 ribu tahun. Barang siapa berpuasa 7 hari pada bulan itu, akan ditutupkan baginya pintu-pintu jahanam. Barang siapa berpuasa 8 hari pada bulan itu, akan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang berjumlah 8 buah dan dia boleh masuk ke dalamnya dari pintu mana saja yang dia kehendaki. Barang siapa berpuasa 15 hari pada bulan itu, semua keburukan akan diganti dengan kebaikaikan, dan akan diseru oleh penyeru di langit, "Allah telah memberikan ampunan kepadamu, maka manfaatkanlah amal yang masih tersisa". Barang siapa menambah, Allah-pun akan menambah tambahan kepadanya".

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rosululloh saw bersabda:
"Barang siapa berpuasa 3 hari pada salah satu bulan haram (di antaranya pada bulan rajab), kamis, jum'at dan sabtu, Allah swt akan menetapkan baginya pahala ibadah selama 900 tahun".

Khalid bin Mi'dan berkata:
"Ada 5 malam yang barang siapa melewatinya dengan mengharap pahalanya dan membenarkan janji yang ada padanya, Allah akan memasukkannya ke surga, yaitu:

● Malam pertama bulan rajab dengan mendirikan sholat kemudian berpuasa pada siang harinya.

● Dua malam hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dengan mendirikan sholat pada malam hari dan berbuka pada siang harinya.

● Malam pertengahan bulan sya'ban dengan mendirikan sholat pada malam harinya dan berpuasa pada siang harinya.

● Malam Asyura dengan mendirikan sholat pada harinya dan berpuasa pada siang harinya".

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi saw pernah menganjurkan berpuasa sebulan penuh pada bulan rajab, lalu seorang tua berkata bahwa dia tidak mampu berpuasa sebulan penuh pada bulan rajab, maka Nabi saw berkata:
"Berpuasalah pada hari pertama bulan itu (rajab), pertengahannya, dan kemudian hari terakhirnya. Sesungguhnya engkau akan diberi pahala orang yang berpuasa 1 bulan penuh pada bulan tersebut".

Selanjutnya Nabi saw bersabda:
"Dan hendaklah berpuasa pada hari kamis pertama bulan rajab, lalu mengerjakan sholat 12 rokaat antara sholat maghrib dan sholat isya pada malam jum'at".

Dalam hadits-hadits lain pun disebutkan: 

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ألا إن رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي فمن صام يوما من رجب إيمانا واحتسابا استوجب رضوان الله الأكبر واسكن الفردوس الأعلى

Baginda Nabi SAW bersabda : "Perhatikanlah, sesungguhnya Rojab adalah bulan Allah SWT, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadlan adalah bulan ummatku. Barang siapa puasa satu hari saja di bulan Rajab dengan penuh keimanan dan benar-benar ikhlas mengharapkan keridloan Allah SWT, maka sesungguhnya Allah SWT akan ridlo kepadanya dengan keridloan yang agung dan menempatkannya di sorga Firdaus yang tinggi".

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من صام يوما من رجب فكأنه صام أربعين سنة

Baginda Nabi SAW bersabda : "Barang siapa yang puasa sehari saja bulan Rajab maka dia mendapati keutamaan puasa 40 tahun".

عن ثوبان رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم مر على قبور فبكى فقال يا ثوبان هؤلاء يعذبون في قبورهم فدعوت الله أن يخفف عنهم يا ثوبان لو صام هؤلاء يوما من رجب وقاموا ليلة ما عذبوا فقلت
يا رسول الله بصوم يوم وقيام ليلة يمنع عذاب القبر قال نعم والذي نفسي بيده ما من مسلم ولا مسلمة يصوم يوما من رجب ويقوم ليلة إلا كتب الله له عبادة سنة صوم نهارها وقيام ليلتها

Baginda Nabi SAW bersabda : "Dari shahabat Tsauban RA bahwa suatu ketika Baginda Nabi Muhammad SAW melewati kuburan, kemudian beliau menangis dan bersabda :Tasuban, sesungguhnya mereka penghuni kuburan sedang disiksa, aku kemudian memohon kepada Allah SWT agar meringankan siksa mereka. Andaikan dulu (semasa hidupnya) mereka pernah puasa Rajab sehari saja dan qiyamul lail (sholat malam di bulan Rajab) semalam saja, niscaya mereka tidak akan disiksa. Aku (Tasuban) bertanya : Wahai Rasuulullah, apakah dengan puasa sehari dan qiyamullail semalam saja mereka selamat dari siksa kubur ? Beliau SAW bersabda : Benar, demi Allah SWT yang diriku dalam kekuasaan-Nya. Tiada seorang muslim laki-laki maupun perempuan yang puasa Rajab sehari dan qiyamul lail semalam kecuali Allah SWT tetapkan untuknya ibadah setahun penuh dengan selalu berpuasa dan qiyamul lail".

قال علي رضي الله عنه : صوم ثالث عشر رجب كصيام ثلاثة آلاف سنة وصوم أربع عشر رجب كصيام عشرة آلاف سنة وصوم عشرين كصيام مائة ألف عام 

Sayyidina Ali kw berkata : "Pahala puasa tanggal 13 Rajab adalah seperti puasa tiga ribu tahun. Pahala puasa pada tanggal 14 Rajab adalah seperti puasa sepuluh ribu tahun. Dan pahala puasa pada tanggal 20 Rajab adalah seperti puasa seratus ribu tahun".

من صام يوم السابع والعشرين من رجب وتصدق فيه كتب الله له بصيامه ألف حسنة وعتق ألف رقبة

Baginda Nabi SAW bersabda : "Barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab dan bersedekah, maka Allah SWT memberikan pahala seribu kebaikan untuknya dan memerdekaan seribu budak".

Dari dalil-dalil di atas tentang keutamaan puasa di bulan Rajab, dapatlah disimpulkan bahwa pelaksanaan puasa di bulan Rajab adalah:

● Bisa dilaksanakan sebulan penuh.
● Bisa dilaksanakan sehari atau dua hari sekehendak kita, akan tetapi sebaiknya berpuasa rajab dilaksanakan sebagai mana berikut:

1) Dilaksanakan selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 16, 19, 20 hari atau sebulan penuh sepanjang bulan rajab.

2) Pada tanggal 1, 13, 14, 15, 20, 27 dan pada hari terakhir bulan Rajab.

3) Pada hari kamis pertama bulan Rajab.

4) Berpuasa sehari pada salah satu hari jum'at atau hari sabtu atau pada dua hari tersebut di bulan rajab.


TATA CARA PUASA RAJAB

Adapun tata cara puasa di bulan rajab itu tidak berbeda dengan puasa pada bulan ramadhan atau puasa lainnya, yaitu:

1. Berniat puasa sunnat rajab di malam hari sebelumnya ataupun di waktu sahur.

Niatnya:

nawaitu shouma syahri rojaba sunnatal lillaahhi ta'aalaa

"Aku berniat puasa sunnat di bulan rajab karena Allah Ta'ala".

2. Menjauhi segala apa yang membatalkan puasa dari terbit matahari sampai terbenam dan menyempurnakan adab-adab puasanya.

3. Berbuka puasa pada waktu maghrib.


ADAB ORANG YANG SEDANG BERPUASA

Agar seseorang sempurna ibadah puasanya, maka dia harus melaksanakan adab-adabnya, yaitu:

● Jangan melawan apabila ada seseorang yang mencelanya.

Bersabda Nabi saw:
"Puasa merupakan pelindung. Jika salah seorang di antara kalian berpuasa janganlah bersikap bodoh. Jika ada seseorang yang mencela atau menyerangnya, katakanlah kepadanya: Sesungguhnya aku sedang berpuasa".

● Janganlah berkata bohong dan mengumpat orang lain.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi saw bersabda:
"Puasa adalah pelindung dari neraka selama dia tidak merusaknya". Lalu seseorang bertanya: "Bagaimana merusaknya?". Beliau bersabda: "Dengan dusta dan ghibah".

● Jangan bersetubuh pada siang hari ketika berpuasa.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi saw telah bersabda:
"Puasa adalah bukan berpuasa dari makan dan minum, tetapi berpuasa dari istimta dan zima".

● Jangan memfitnah dan melihat lawan jenis dengan birahi, serta jangan bersumpah.

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi saw telah bersabda:
"Hal yang membatalkan puasa dan wudlu, adalah dusta, adu domba, melihat dengan nafsu, dan sumpah palsu".

● Jangan menyakiti tetangga.

Jabir bin Abdulloh r.a. berkata:
"Jika kamu puasa, jagalah pendengaran, pandangan dan lidahmu dari dusta dan hal-hal yang haram, dan dari menyakiti tetangga. Tantanglah perbuatan semacam itu, serta janganlah menyamakan antara hari puasa dan hari berbuka (tidak berpuasa)".

● Ketika waktu berbuka puasa tiba, hendaklah menyegera berbuka dengan kegembiraan sambil membaca do'a:

alloohhumma laka shumtu wa 'alaa rizqika afthortu, subhaanaka wa bihamdika, alloohhumma taqobbal minnaa innaka angtas samii'ul 'aliim.

"Dengan Nama Allah, ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Maha Suci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, terimalah amalku, sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".


BEBERAPA POINT KEUTAMAAN BULAN RAJAB

1) Allah jadikan di belakang bukit Jabal Qar bumi yang putih yang penuh dengan Malaikat dengan panji-panji berhimpun pada tiap malam Rajab meminta ampunan untuk ummat Muhammad dan Allah menjawab: "Telah aku ampunkan mereka"

2) Barangsiapa meminta ampun (beristighfar) kepada Allah pagi dan petang 70 kali atau 100 kali, pada bulan Rajab di haramkan tubuhnya daripada api neraka.

3) Rajab bulan menabur benih, Sya'ban bulan menyiram tanaman, dan Ramadhan bulan menuai.

4)Rajab menyucikan badannya, Sya'ban menyucikan hatinya dan Ramadhan menyucikan rohnya.

5) Rajab bulan taubat, Sya'ban bulan muhibbah dan Ramadhan dilimpahi pahala amalan.6) Kelebihan bulan Rajab dari segala bulan seperti kelebihan Quran atas segala Qalam.

7) Barangsiapa yang memuliakan bulan Rajab, niscaya Allah memuliakannya dengan 1000 kemuliaan di hari kiamat.

8) Rajab adalah bulan Allah, Sya"ban adalah bulan Nabi Muhammad saw dan Ramadhan adalah bulan umat Nabi saw.

9) Kemuliaan Rajab adalah dengan malam Isro Mi'roj-nya, Sya'ban dengan malam Nisfu-nya dan Ramadhan dengan Lailatul Qodar-nya.

10) Imam An-Nawawi berkata: "Malam awal Rajab mustajab do’anya".

11) Puasa 1 hari pada bulan Rajab mendapat syurga tertinggi (Firdaus).

12) Puasa 2 hari dilipatgandakan pahalanya.

13) Puasa 3 hari pada bulan Rajab dijadikan parit yang panjang, yang menghalangi dia dengan neraka (panjangnya setahun perjalanan), dan apabila beribadah pada malamnya akan seperti dia berpuasa tiga ribu tahun, diampunkan baginya 70 dosa-dosa besar tiap-tiap hari, ditunaikan 70 hajat ketika keluar nyawanya daripada jasadnya, 70 hajatnya di dalam kuburnya, 70 hajat ketika terbang suhuf (ketika alquran dinaikan) dan ketika berlalu di Titian Sirotol-mustaqim.

14). Puasa 4 hari pada bulan Rajab dihindarkan dari bala, penyakit yang besar-besar dan dari fitnah Dajal di hari kiamat.

15) Puasa 5 hari pada bulan Rajab diaman daripada azab kubur.

16) Puasa 6 hari pada bulan Rajab dikeluarkan dari kubur dengan muka bercahaya.

17) Puasa 7 hari pada bulan Rajab akan ditutup daripada 7 pintu neraka.

18) Puasa 8 hari pada bulan Rajab akan dibuka baginya delapan pintu syurga.

19) Puasa 9 hari pada bulan Rajab akan dikeluarkan dari kuburnya dengan mengucap dua kalimah syahadat, maka tidak ditolak dia dari memasuki syurga.

20). Puasa 10 hari pada bulan Rajab dijadikan dua sayap, terbang seperti kilat di atas Titian Sirotalmustaqim di hari kiamat.

21) Puasa 16 hari pada bulan Rajab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga dan orang yang pertama menziarahi Allah di dalam syurga.

22) Puasa 19 hari pada bulan Rajab akan menerima baginya sebuah mahligai di hadapan mahligai Nabi Ibrahim as dan Nabi Adam as.

23) Puasa 20 hari pada bulan Rajab akan diampunkan segala dosanya yang telah lalu.

24) Puasa pada awal Rajab, pertengahannya dan akhirnya seperti puasa sebulan pahalanya.

25. Orang yang lemah dari berpuasa pada bulan Rejab hendaklah bersedekah tiap-tiap hari sekurang-kurangnya sebiji roti, maka barangsiapa yang bersedekah pada bulan Rajab seperti sedekah seribu dinar, dituliskan kepadanya tiap sehelai bulu roma jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu derajat, dihapus seribu kejahatan dan dijauhkan Allah daripada api neraka.

26). Setiap sehari puasanya pada bulan Rajab dan sedekahnya pada bulan Rajab seperti beribadah 1000 Haji dan Umrah, disediakan mahligai seribu bilik dan seribu bidadari, lebih cantik daripada matahari seribu kali.

27) Barangsiapa berpuasa sebulan pada bulan Rajab, Allah berseru kepadanya: "Telah wajib hakmu atas-Ku, maka mintalah olehmu kepada-Ku. Demi ketinggian-Ku dan kebesaran-Ku, tidak Aku tolakkan hajatmu. Engkau adalah jiran-Ku di bawah 'arasy-Ku, engkau kekasih-Ku daripada segala makhluk-Ku, engkau terlebih mulia atas-Ku. Berbahagialah kamu, tiada dinding antara Aku dan antara kamu".
(Kitab Raudatul Ifkar).

28) Beruasa pada 27 bulan Rajab seperti berpuasa 60 bulan pahalanya, dan jika disertai dengan sedekah seperti puasa seribu tahun.

________________


TATA CARA PELAKSANAAN AMALAN BULAN RAJAB

I. Dalam Pelaksanaan Mandi Taubat

Mandi taubat di bulan rajab dilaksanakan pada:

1) Malam tanggal 1 jam 02.00 dini hari (setelah pelaksanaan sholat sunnat rajab).

2) Malam 15 rajab jam 02.00 dini hari (setelah pelaksanaan sholat sunnat rajab).

3) Malam terakhir rajab jam 02.00 dini hari (setelah pelaksanaan sholat sunnat rajab).

4) Pelaksanaanya seperti mandi junub dan ketika siraman yang pertama membaca:

robbi angzilnii mungzalam mubaarokaw wa angta khoirul mungziliin.

II. Dalam Pelaksanaan Sholat Sunnat Rajab

1) Sholat sunnat rajab dilaksanakan pada malam tanggal 1, malam jum'at pertama, malam 15 dan malam terakhir bulan rajab.

2) Waktu pelaksanaannya setelah sholat fardhu, dzikir dan sunnat ba'da maghrib sampai masuk waktu isya.

3) Disunnatkan berjamaah.

Catatan:
Tata cara pelaksanaannya dapat dilihat pada Tata Cara Sholat Sunnat Rajab.

III. Dalam Pelaksanaan Memperbanyak Membaca Tasbih

Tasbih yang diperbanyak dibaca adalah:

1) Pada tanggal 1 - 10 rajab membaca:

"subhaanalloohhil hayyil qoyyum" (100x).

2) Pada tanggal 11 - 20 rajab membaca:

"subhaanalloohhil ahadish-shomad" (100x).

3) Pada tanggal 21 - tanggal terakhir rajab membaca:

"subhaanalloohhir ro-uuf" (100x).

IV. Dalam Pelaksanaan Memperbanyak Membaca Istghfar

Istighfar pada bulan rajab dilaksanakan setiap hari paling sedikit 1x sepanjang bulan rajab.

Adapun kalimat istighfar yang dibaca adalah:

"astaghfirulloohhal 'azhiim al-ladzii laa ilaahha illa hhuwal hayyul qoyyuum. wa aatuubu ilaihhi taubatan 'abdi zhoolimin laa yamliku linafsihhi dlorrow wa laa naf'a wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuroo".


V. Dalam Pelaksanaan Memperbanyak Mengeluarkan Sedekah

Sedekah yang harus dikeluarkan di bulan rajab paling tidak setiap hari satu kali walaupun sedikit. Apabila pada suatu hari tidak mampu mengeluarkan sedekah, maka berkifarat (ditebus) dengan membaca istighfar yang dianjurkan dibaca pada bulan rajab (seperti yang telah dijelaskan pada point IV di atas), paling tidak dibaca 3x.

VI. Dalam Pelaksanaan Puasa Rajab

1) Puasa rajab dapat dilaksanakan satu bulan penuh atau hanya cukup satu kali saja atau 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 16, 19, 20 hari sepanjang bulan rajab.

2) Puasa rajab apabila dilaksanakan 1 hari maka sebaiknya pilih hari kamis pertama rajab, atau hari jum'at, atau hari sabtu.

3) Puasa rajab apabila ingin dilaksanakan 2 hari berturut-turut, maka pilih hari kamis pertama dan hari jum'at, atau hari jum'at dengan hari sabtu.

4) Puasa rajab apabila ingin dilaksanakan 2 kali saja akan tetapi tidak berturut-turut (diselang-selang) dalam waktu bulan rajab tersebut, maka pilih di antara hari kamis, jum'at atau hari sabtu.


5) Puasa rajab dapat pula dilaksanakan pada tanggal 1, 13, 14, 15, 20, 27 atau pada hari terakhir bulan rajab.
Sumber:

1) Kitab Nuzhatul Majaalis Lil Imam Abdur Rahman Ash-Shafurii Asy-Syaafi'i.

2) Kitab As-Sirah An-Nabawiyah - DR. Muhammad Abu Syahbah.

3) Dzikrayat wa Munasabat - DR. As-Sayyid Muhammad bin Alawy al Hasany.

4) Kanzun Najah was Surur - As-Syeikh 'Abdul Hamid Kudus.

5) Mujazul Kalam - As-Syekh Muhammad bin Ali Ad-Du'any.

6) Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya.

***

« Kembali




 
abah anom
PEKERJAAN YANG DIUTAMAKAN DALAM TAREKAT

Telah berkata Syekh Agung yang telah dapat menundukkan nafsunya sendiri itu bahwa :

اَالطَّرِيْقُ الصُّوْفِيَّةُ تَقْدِيْمُ الْمُجَاهَدَةِ وَمَحْوُالصِّفَاتِ الْمَذْمُوْمَةِ وَقَطْعُ الْعَلاَئِقِ كُلِّهَا وَالْإِقْبَالُ بِكُنْهِ الْهِمَّةِ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى

"Tarekat Sufiyyah mendahulukan mujahadah (mengalahkan hawa nafsu), menghapus sifat-sifat madzmumah (tercela), memutuskan hubungan (hati) dengan seluruh makhluk untuk bertawajjuh dengan kemauan yang keras kepada Allah Ta'ala".
(Miftahush Shudur zuz 2 fasal 6)

***

 
  • Tidak Boleh Mengajarkan Tarekat Tanpa Syah
    TIDAK BOLEH MENGAJARKAN TAREKAT TANPA SYAH

    Guruku yang arif billah berkata:

    فَاعْلَمْ أَنَّ كُلَّ مَنْ لَمْ يَتَّخِدْ لَهُ شَيْخَاََ يُرْشِدُهُ إِلَى الْخُرُوْجِ عَنْ هَذِهِ الصِّفَاتِ فَهُوَ عَاصِِ لِلَّهِ وَلِرَسُوْلِهِ لِأَنَّهُ لاَ يَهْتَدِيْ لِطَرِيْقِهِ الْعِلاَجِ وَلَوْ تَكَلَّفَ, لاَ يَنْفَعُ بِغَيْرِ شَيْخِِ وَلَوْ حَفِظَ أَلْفَ كِتَابِِ .

    Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap orang yang tidak mengambil baginya talqin kepada seorang syekh yang memberikan cara baginya dari sifat-sifat tercela, maka baginya telah bermaksiat kepada Allah dan Rosul-Nya, sebab ia tidak mendapat petunjuk dari jalan penyembuhan ini walaupun ia sangat menginginkannya, dan tidaklah ada manfa'at kepadanya tanpa seorang Guru Mursyid walaupun ia hafal 1000 kitab.

    وَقَدْ أَجْمَعَ السَّلَفُ كُلُّهُمْ أَنَّ مَنْ لَمْ يَصِحَّ لَهُ نَسَبُ الْقَوْمِ لاَيَجُوْزُ أَنْ يُلَقِّنَهُمْ ذِكْرََا وَلاَ شَيْيءََا مِنَ الطَّرِيْقِ إِذَ السِّرُّ فِى الطَّرِيْقِ إِنَّمَا هُوَ ارْتِبَاطُ الْقُلُوْبِ بَعْضِهَا بِبَعْضِِ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صلىاللّه عليه وسلم إِلَى هَضْرَةِ الْحَقِّ جَلَّ جَلَّة. فَمَنْ لَمْ يَتَّصِلْ بِسِلْسِلَتِهِ بِالنَّبِيِّ صلىاللّه عليه وسلم وَلَا تُوءْ خَذُ مِنْهُ الْمُبَايَعَتُ وَاْلإِجَازَةُ, لِأَنَّ الطَّرِيْقَ إِلَى الْحَقِّ تَعَالَى ظَاهِرُُ وَبَاطِنُُ, فَظَاهِرُهَا الشَّرِيْعَةُ وَبَاطِنُهَا الْحَقِيْقَةُ. فَالشَّرِيْعَةُ مُوءَيَّدَتُُ بِالْحَقِيْقَةِ وَالْحَقِيْقَةُ مُقَيَّدَةُُ بِالسَّرِيْعَةِ. فَكُلُّ شَرِيْعَةِِ غَيْرِ مُوءَيَّدَةِِ بِالْحَقِيْقَةِ فَغَيْرُ مَقْبُوْلَةِ, وَكُلُّ حَقِيْقَةِِ غَيْرِ مُقَيَّدَةِ بِالْسَّرِيْعَةِ فَغَيْرُ مَقْبُوْلَةِِ أَيْضََا.

    Dan para ulama salaf telah bersepakat bahwa sesungguhnya orang yang secara tidak syah mengaku-aku mempunyai nasab (silsilah), maka tidak diperbolehkan untuk memberikan talqin dzikir dan tidak pula diperbolehkan mengajarkan apapun tentang tarekat, sebab rahasia di dalam tarekat adalah keterpautan hati satu dengan yang lainnya sampai kepada Rosululloh saw untuk mencapai Hadrot Allah 'azza jalallah, maka bagi orang yang silisilahnya tidak sampai kepada nabi dia tidak menjadi pewaris Rosululloh saw, tidak boleh memberikan baiat dan ijazah, dikarenakan tarekat adalah jalan menuju Allah ta'ala yang mempunyai lahir dan bathinnya. Adapun lahirnya adalah syari'at dan bathinnya adalah hakikat. Syari'at itu dikuatkan oleh hakikat dan hakikat itu diikat oleh hakikat. Apabila syari'at yang tidak dikokohkan oleh syari'at maka tidak bisa diterima, dan demikian pula hakikat yang tidak diikat oleh syari'at tidak dapat diterima pula.
    (Miftahush Shudur zuz I fasal 2)

    ***
  • Dzikir Adalah Marifat Dan Hikmah
    DZIKIR ADALAH MA'RIFAT DAN HIKMAH

    Syekh yang mulia telah menyebutkan, bahwa :

    يُقَرِّبُكَ إِلَيْهِ وَيُعَرِّفُكَ بِهِ وَمَنْ عَرَفَ اللَّهَ عَرَفَ الْحِكمَةَ

    "Dzikir akan mendekatkan dirimu kepada Allah dan menjadikan dirimu ma'rifat kepada-Nya. Dan barangsiapa yang ma'rifat kepada Allah, dia akan mengenal hikmat".
    (Miftahush Shudur zuz 2 fasal 5)

    ***
  • Yang Pantas Disebut Pendzikir
    ORANG YANG PANTAS DISEBUT PENDZIKIR

    Yang Mulia Guru dengan hatinya yang selalu berdzikir kepada Allah berkata :

    مَنْ كَانَ ذَاكِرَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِقَلْبِهِ فَهُوَ الذَّاكِرُ, وَ مَنْ لَمْ يَذْكُرْهُ بِقَلبِهِ فَلَيْسَ بِذَاكِرِِ. اللِّسَانُ غُلاَمُ الْقَلْبِ وَتَبِعَ لَهُ.

    "Siapa yang berdzikir kepada Allah 'Azza Wajalla dengan hatinya, maka dia sedang berdzikir. Akan tetapi siapa yang tidak berdzikir kepada Allah dengan hatinya, maka dia tidak sedang berdzikir".
    (Miftahush Shudur zuz 2 fasal 6)

    ***
  • Dzikir Adalah Segalanya
    DZIKIR ADALAH SEGALANYA

    Telah berkata Syekh Yang Dermawan :

    اِعْلَمْ أَنَّ طَرِيْقَ شَيْخِنَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ طَرِيْقُ الذِّكْرِ فَقَطْ وَلَيْسَ غَيْرَهُ يَعْنِيْ ذِكْرَ اللِّسَانِ وَالْجِنَانِ فَفِيْهِ الْفَتْحُ وَفِيِهِ الطَّلَبُ وَفِيْهِ قَضَاءُ الْحَوَائِجِ وَهُوَ مِنْهُ وَإِلَيْهِ وَبِهِ كُلُّ شَيْءِِ

    "Ketahuilah, bahwa tarekat guru kita r.a. adalah tarekat dzikir saja, bukan yang lain, yaitu dzikir lisan dan hati, maka dengan dzikir itu terbukalah pintu, tercapainya tujuan, terpenuhinya keinginan, dan dari dzikir, juga kepada dzikir, dan dengan dzikir itu pula terwujudnya segala sesuatu".

    Dikatakannya pula :

    فَإِذَ أَمَرْتُكَ بِشَيْءِِ غَيْرِهِ فَاضْرِبْ صَفْحََا وَالتَّبِعِ الذِّكرَ

    "Bila aku (Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra) menyuruh kalian kepada sesuatu selain kepada dzikir, maka abaikanlah, dan ikuti (perintahku dalam perkara) berdzikir".
    (Miftahush Shudur zuz 2 fasal 5)

    ***
  • Wajib Sanad
    KEWAJIBAN MENYEBUT SANAD DALAM TAREKAT

    Telah berkata Guru yang selalu mengikatkan dirinya kepada gurunya :

    وَاعْلَمْ اَنَّ مََنْ لَا يَعْرِفُ اَبَاهُ وَاَجْدَادَهُ فِي الطَّرِيْقِ فَهُوَ مَطْرُوْدُُ وَكَلاَمُهُ دَعْوََى غَيْرُ مَكْبُوْلَةِ
    وَرُبَّمَا انْتَسَبَ اِلَى غَيْرِ اَبيْهِ فَيَدْخُلُ قُوْلَهُ صلىالله عليه وسلم : لَعَنَ اللَّهُ مَنْ انْتَسَبَ اِلَى غَيْرِ ابِيْهِ

    "Ketahuilah, barangsiapa yang tidak tahu bapaknya dan kakeknya di dalam tarekatnya, maka tertolak, dan ucapannya adalah pengakuan yang tidak diterima bahkan kemungkinan besar dia mengaku bapak kepada yang bukan bapaknya, dan termasuklah dia apa yang telah dikatakan oleh Nabi saw: Laknat Allah kepada orang yang mengaku bapak kepada yang bukan bapaknya" .

    Dan diterangkannya pula :

    لَا يَنْفَعُ بِغَيْرِ شَيْخِ وَلَوْ هَفِظَ اَلْفَ كِتَابِِ

    "Tidak bermanfaat tanpa mempunyai Guru (Mursyid) walaupun dia itu hapal seribu kitab".
    (Miftahush Shudur zuz 1 fasal 4)

    ***
  • Harus Bersama Allah
    HARUS BISA BERSAMA DENGAN ORANG YANG BERSAMA ALLAH

    Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra mengutip sebuah hadits Nabi saw dengan sanad yang shohih :

    كُنْ مَعَ اللَّهِ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللَّهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَنَ مَعَ اللَّهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ إِلَيْهِ

    "Harus bisa bersama Allah, akan tetapi apabila tidak bisa bersama Allah, maka harus bisa bersama orang yang bisa bersama Allah, karena itu dapat mengantarkanmu kepada Allah".
    (Miftahush Shudur zuz 1 fasal 4)

    ***
selanjutnya »
  • Pentingnya Nasihat
    PENTINGNYA MENDENGAR NASIHAT

    Telah berkata Guru Agung yang nasihatnya menyejukkan hati yang bergolak :

    وَدَاوِمْ عَلَى سِمَاعِ الْمَوَاعِظِ فَإِنَّ الْقَلْبَ إِذَا غَابَ عَنِ الْمَوَاعِظِ عَمِيَّ

    "Biasakanlah mendengar berbagai nasihat, sebab hati bila tidak diisi nasihat akan buta".
    (Miftahush Shudur zuz 2 fasal 6)

    ***
  • Prinsip Tarekat
    PRINSIP TAREKAT

    Telah berkata Syekh yang martabatnya setinggi langit dan seluas bumi, yang dihormati oleh seluruh makhluk yang menghuni, yang selalu melayani murid-muridnya, yang selalu membuktikan dari apa yang telah diucapkannya, yang selalu membesarkan pemberian walaupun sangat kecil yang diterimanya :

    وَاْلاُصُوْلُ الْقَدِرِيَّةُ خَمْسَةُ : عُلُوُّ الْهِمَّةِ، وَحِفْظُ الْحُرْمَةِ، وَحُسْنُ الْخِدْمَةِ، وَنُفُوْذُ الْعَزْمَةِ، وَتَعْظِيْمُ اْلنَّعْمَةِ.

    "Prinsip (tarekat) Qodiriyyah ada lima:
    1. 'Uluwwul Himmah (tinggi cita-cita).
    2. Menjaga Kehormatan.
    3. Baik Pelayanan.
    4. Melaksanakan tekad yang telah ditentukan.
    5. Membesar-besarkan Nikmat.

    Dan dikatakannya pula:

    فَمَنْ عَلَتْ هِمَّتُهُ ارْتَفَعَتْ مَرْتَبَتُهُ وَمَنْ حَفِظَ حُرْمَةَ اللَّهِ حَفِظَ اللَّهُ حُرْمَتَهُ وَمَنْ حَسُنَتْ خِدْمَتُهُ وَجَبَتْ كَرَامَتُهُ وَمَنْ اَنْفَذَ عُزْمَتَهُ دَامَتْ هِدَايَتُهُ وَ مَنْ عُظْمَتِ النِّعْمَةُ فِيْ عَيْنِهِ شَكَرَهَا وَمَنْ شَكَرَهَا اِسْتَوْجَبَ الْمَزِيْدَ مِنَ الْمُنْعِمِ حَسْبَمَا وَعَدَهُ

    "Siapa yang tinggi cita-citanya, martabatnya menjadi tinggi. Siapa yang menjaga kehormatan Allah, dijaga oleh Allah kehormatannya. Siapa yang baik khidmatnya (pelayanannya), wajib karomat baginya. Siapa yang melaksanakan tekadnya, dia akan mendapat hidayah. Siapa yang membesar-besarkan nikmat dalam pandangan matanya, dia akan mensyukurinya. Siapa yang mensyukuri nikmat, dia akan diberi nikmat lebih banyak dari Sang Pemberi nikmat sebagaimana yang telah dijanjikannya".
    (Miftahush Shudur zuz 1 fasal 4)

    ***
  • Pekerjaan Yang Utama
    PEKERJAAN YANG DIUTAMAKAN DALAM TAREKAT

    Telah berkata Syekh Agung yang telah dapat menundukkan nafsunya sendiri itu bahwa :

    اَالطَّرِيْقُ الصُّوْفِيَّةُ تَقْدِيْمُ الْمُجَاهَدَةِ وَمَحْوُالصِّفَاتِ الْمَذْمُوْمَةِ وَقَطْعُ الْعَلاَئِقِ كُلِّهَا وَالْإِقْبَالُ بِكُنْهِ الْهِمَّةِ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى

    "Tarekat Sufiyyah mendahulukan mujahadah (mengalahkan hawa nafsu), menghapus sifat-sifat madzmumah (tercela), memutuskan hubungan (hati) dengan seluruh makhluk untuk bertawajjuh dengan kemauan yang keras kepada Allah Ta'ala".
    (Miftahush Shudur zuz 2 fasal 6)

    ***
  • Inkisar
    INKISAR

    Guruku Yang Mulia berkata :

    فَإِذَ حَصَلَ لَهُ اْلاِنْكِسَارُ يَعُوْدُ لَهُ قَلَ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ الْمُنْكَسِرَةِ قُلُوْبُهُمْ

    Apabila dzikirnya telah dapat menghilangkan kekerasan hatinya, maka ia akan kembali kepada makamnya semula, sebagaimana telah berfirman Allah Ta'ala : "Aku akan bersama orang yang kekerasan hatinya telah hilang".
    (Miftahush Shudur zuz 1 fasal 3)

    ***
  • Atas Dasar Hidayah
    SEGALA SESUATU ATAS DASAR HIDAYAH ALLAH

    Berkatalah Guru Yang Mulia yang dipenuhi hidayah Allah Ta'la :

    اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

    Puja dan Puji itu hak Allah yang telah memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat berbuat seperti sekarang ini, karena tanpa hidyah-Nya tentunya kita tidak akan bisa berbuat seperti sekarang ini.

    ***
  • Martabat Wushul
    MARTABAT WUSHUL KEPADA ALLAH

    Berkatalah Syekh Yang semua waktunya dipakai untuk beribadah dengan lahirnya, hatinya dan rasanya, yang keburukkannya telah diganti oleh Allah dengan kebajikan, dan berkekalan berpandangan dengan Allah, bahwa menurutnya :

    أَنَّ مَرَاتِبَ الْوُصُلِ إِلَى اللّهِ عَلَى ثَلَاثَةِ : أِسْلَامُ فَإِيْمَانُُ فَإِحْسَانُُ فَالْعَبْدُ مَا دَامَ مَشْغُوْلََا بِالْعِبَادَةِ فَإِذَ انْتَقَلَ الْعَمَلُ إِلَى الْقَلْبِ بِالتَّصْفِيَةِ وَالتَّخْلِيَةِ مِنَ الشَّرِّ وَتَّحْلِيَةِ بِالْخَيْرِ وَالتَّحَقُّقِ بِالْإِخْلَاصِ فَهُوَ فِى مَقَامِ الْإِيْمَانِ أَوْ مَقَامِ الطَّرِيْقَةِ وَأِذَا بَلَغَ اْلْإِنْسَانُ مَرْتَبَةَ الْعِبَادَةِ لِلّهِ كَأَنَّهُ يَرَاهُ فَهُوَ فِى مَقَامِ الْإِحْسَانِ أَوْ مَقَامِ الْهَقِيْقَةِ

    Sesungguhnya Martabat Wushul (sampai) kepada Allah itu ada tiga : Islam, Iman dan Ikhsan. Selama seorang hamba berkutat pada ibadah saja, maka ia berada pada maqom Islam, atau maqom Syari'ah. Maka apabila amalnya telah berpindah kepada hati dengan "Tashfiyah (membersihkan hati)", dan "Takhliyah (mengosongkan hati dari sesuatu yang buruk)", dan "Tahliyah (menghiasi hati dengan sesuatu yang baik)" serta dilakukan dengan ikhlas, maka ia berada pada Maqom Iman atau Maqom Thoriqoh. Dan apabila seseorang telah berada pada Martabat Ibadah kepada Allah, seakan-akan ia melihat kepada Allah, maka ia berada pada Maqom Ikhsan atau Maqom Haqiqah.
    (Miftahush Shudur Zuz 2 Fasal 6)

    ***
 

Sumber:
Kitab Miftahush Shudur Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin Suryalaya

Versi Mobile










Polaroid